Bos BGN Ungkap Tambahan Dana Rp 50 Triliun Diperlukan untuk Jalankan Program MBG Hingga Akhir Tahun

Kuatbaca.com - Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) terus menggencarkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesehatan dan kualitas gizi masyarakat, terutama anak-anak usia sekolah. Namun, pelaksanaan program ini membutuhkan anggaran yang sangat besar. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyebutkan bahwa total anggaran yang dibutuhkan untuk menjalankan MBG hingga akhir tahun 2025 mencapai Rp 116,6 triliun. Anggaran tersebut ditujukan untuk menjangkau sekitar 82,9 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.
1. Anggaran Tersedia Belum Cukup, Tambahan Dana Diperlukan
Dari total anggaran yang dibutuhkan, pada tahun 2025 ini BGN baru menerima pagu anggaran sebesar Rp 71 triliun. Artinya, masih ada kekurangan sekitar Rp 50 triliun untuk memastikan seluruh penerima manfaat mendapatkan layanan sesuai perencanaan sampai akhir Desember 2025. Dadan menegaskan bahwa angka tambahan tersebut sudah berdasarkan perhitungan kebutuhan yang realistis dan sesuai mekanisme program. "Dengan tambahan Rp 50 triliun, seluruh penerima manfaat dapat terlayani secara penuh sampai akhir tahun," ujar Dadan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX DPR RI.
2. Realisasi Anggaran Masih Rendah, BGN Jelas Alasan Keterlambatan
Hingga awal Mei 2025, realisasi penggunaan anggaran oleh BGN baru mencapai Rp 2,386 triliun atau sekitar 3,36% dari total pagu yang tersedia. Dari sisi belanja pegawai, penyerapan anggaran tercatat sangat minim yaitu hanya 0,1% atau sebesar Rp 386,87 juta dari pagu Rp 3,52 miliar. Salah satu penyebab rendahnya serapan ini adalah belum adanya pembayaran gaji kepada para pegawai struktural BGN.
Dadan menjelaskan bahwa gaji baru akan mulai dibayarkan bulan ini atau bulan depan, karena masih menunggu finalisasi administratif. Sementara itu, sebagian dana sudah digunakan untuk mendukung peran Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia, ahli gizi, serta akuntan dalam menyukseskan program MBG.
3. Target Serapan Anggaran Akan Dikebut Bertahap
Untuk mengejar ketertinggalan serapan anggaran, BGN telah menyusun target bertahap yang ambisius. Dadan menyampaikan bahwa pada bulan Juni 2025 ditargetkan akan ada penyerapan sebesar Rp 4,7 triliun, kemudian meningkat menjadi Rp 16 triliun pada Juli. Angka tersebut akan terus naik pada bulan-bulan berikutnya: Agustus sebesar Rp 28 triliun, September Rp 51 triliun, Oktober Rp 60 triliun, dan mencapai puncak sebesar Rp 116 triliun pada Desember. Skema ini diharapkan dapat memastikan distribusi MBG berjalan lancar dan tepat sasaran.
4. Tantangan Implementasi dan Harapan Ke Depan
Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis bukan tanpa tantangan. Selain kendala anggaran, koordinasi antar lembaga, kesiapan infrastruktur dapur umum, dan distribusi logistik makanan sehat ke pelosok daerah menjadi isu krusial. Namun, BGN optimis bahwa dengan sinergi antar kementerian, pemerintah daerah, serta mitra komunitas, program ini akan memberikan dampak nyata terhadap peningkatan kualitas gizi generasi muda. Dadan juga menekankan pentingnya dukungan DPR dalam percepatan alokasi tambahan dana, agar tujuan besar meningkatkan kualitas SDM Indonesia dapat segera tercapai.