Danantara-Eramet Teken Kemitraan Strategis, Dorong Hilirisasi Nikel dan Ekosistem EV Nasional

1. Langkah Besar Danantara dan Eramet dalam Hilirisasi Nikel
Kuatbaca.com - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) resmi menandatangani kerja sama investasi strategis dengan perusahaan tambang multinasional asal Prancis, Eramet, untuk pengembangan proyek hilirisasi nikel di Indonesia. Kesepakatan ini diumumkan di sela-sela pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Emmanuel Macron di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/5/2025).
Kerja sama ini dirancang untuk membentuk platform investasi strategis terintegrasi dari hulu ke hilir dalam ekosistem bahan baku baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Dengan potensi cadangan nikel Indonesia yang sangat besar, kemitraan ini dipandang sebagai momentum penting menuju kemandirian industri baterai nasional, sekaligus penguatan posisi Indonesia dalam rantai pasok global EV.
2. Fokus Kolaborasi: Efisiensi, Keberlanjutan, dan Teknologi Global
Kedua pihak sepakat menjalankan kerja sama berdasarkan prinsip efisiensi operasional, nilai ekonomi, dan kepatuhan terhadap standar internasional. Tahap awal akan difokuskan pada studi kelayakan dan pemetaan proyek yang paling potensial, termasuk strategi eksplorasi hingga pembangunan fasilitas pengolahan bahan baku EV.
Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, menekankan bahwa peran Danantara dalam kerja sama ini adalah menyediakan pembiayaan jangka panjang, sementara Eramet menghadirkan keunggulan teknis dan pengalaman luas dalam pengelolaan tambang berstandar internasional. Pandu juga menyebut kolaborasi ini sebagai "pilar utama dalam memperkuat daya saing industri nasional berbasis nikel berkelanjutan."
3. INA Ikut Andil Dorong Investasi Mineral Strategis Nasional
Tak hanya Danantara dan Eramet, Indonesia Investment Authority (INA) turut bergabung dalam inisiatif ini. Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, menyambut baik kolaborasi ini karena selaras dengan fokus investasi INA di sektor mineral penting dan hilirisasi industri nasional.
Menurut Ridha, kemitraan ini menciptakan sinergi unik antara keunggulan teknis global Eramet dan kekuatan pembiayaan strategis dari INA serta Danantara. Hal ini akan mendorong pertumbuhan industri dalam negeri secara berkelanjutan serta memperkuat posisi Indonesia di pasar global sebagai pemain utama dalam rantai pasok baterai berbasis nikel.
4. Eramet Perkuat Komitmen di Indonesia, Fokus ke Mineral Kritis dan Transisi Energi
CEO Eramet Group, Paulo Castellari, menyatakan bahwa perusahaannya telah hadir di Indonesia sejak 2006 melalui proyek tambang nikel di Weda Bay, Maluku. Kolaborasi baru ini menandai lanjutan komitmen Eramet terhadap pengembangan tambang dan hilirisasi mineral di Indonesia, khususnya untuk mendukung transisi energi.
Selain fokus pada pengolahan nikel, Eramet juga telah bekerja sama dengan Badan Geologi untuk mengeksplorasi mineral kritis seperti lithium, yang sangat penting dalam pengembangan baterai kendaraan listrik. Castellari menegaskan, visi Danantara dan INA sejalan dengan ambisi strategis Eramet, terutama dalam mempercepat pengembangan rantai nilai industri EV berbasis mineral dalam negeri.
Tonggak Baru Industri Nikel dan EV Indonesia
Kolaborasi antara Danantara, Eramet, dan INA menandai tonggak penting dalam strategi Indonesia mengembangkan industri hilirisasi nikel dan ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi. Dengan dukungan teknologi global dan struktur pendanaan jangka panjang, proyek ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pusat manufaktur dan pengolahan nikel dunia, sekaligus mendukung target transisi energi nasional. Kemitraan ini menjadi bukti konkret bahwa Indonesia semakin serius mengambil peran strategis dalam revolusi industri hijau berbasis mineral kritis.