Dua Supermarket Asing Tutup di Indonesia! Industri Ritel Kian Tertekan?

8 May 2025 10:54 WIB
ilustrasi-tutup-dok-freepik_169.jpeg

1. GS Supermarket Asal Korea Selatan Resmi Tutup Operasi di RI

Kuatbaca.com - Industri ritel Indonesia kembali mendapat sorotan menyusul pengumuman tutupnya GS Supermarket, jaringan ritel asal Korea Selatan. Penutupan seluruh gerai GS Supermarket di Indonesia dijadwalkan akan dilakukan pada 31 Mei 2025, sebagaimana dikonfirmasi oleh Ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah.

"Iya, itu memang anggota kami. Sudah ada informasinya, proses penutupan berlangsung hingga akhir Mei," ujar Budihardjo kepada media.

Keputusan penutupan ini disebut dipengaruhi oleh skala bisnis GS Supermarket yang tergolong kecil di pasar Indonesia, dengan jumlah gerai hanya sekitar 9 hingga 10 toko. Minimnya jaringan tersebut dinilai kurang mampu menjangkau pasar secara luas dan bersaing dengan peritel besar lainnya.

2. Gerai GS Akan Diambil Alih, Tapi Brand Baru Masih Tanda Tanya

Budihardjo menyebutkan bahwa gerai-gerai bekas GS Supermarket akan di-take over oleh peritel lain yang masih aktif beroperasi di Indonesia. Meski belum ada pengumuman resmi dari pihak yang akan mengambil alih, proses transisi ini dikatakan sebagai hal yang wajar dalam industri ritel.

"Biasanya setelah tutup akan ada brand baru yang masuk. Dulu juga waktu Giant tutup, tokonya diisi Hypermart, dan lainnya," jelasnya.

Proses peralihan ini diharapkan dapat tetap menjaga perputaran ekonomi lokal di lokasi-lokasi bekas GS Supermarket dan membuka peluang kerja baru di bawah manajemen yang berbeda.

3. Lulu Hypermarket Juga Hentikan Operasi

GS Supermarket bukan satu-satunya jaringan ritel asing yang menghentikan operasionalnya di Indonesia. Sebelumnya, Lulu Hypermarket, jaringan ritel besar asal Timur Tengah, juga dikabarkan telah menutup seluruh gerainya.

Menurut Budihardjo, ada sejumlah faktor yang membuat peritel asing sulit bertahan di Indonesia. Di antaranya adalah kerumitan perizinan, tantangan dalam rantai pasok, serta masih adanya praktik premanisme di lapangan yang menambah beban operasional peritel.

“Kalau peritel kesulitan dapat barang, ditambah izin sulit dan ada tekanan dari luar, ya bisa bikin mereka lelah juga,” ujarnya blak-blakan.

4. Tantangan Ritel: Regulasi, Logistik, dan Adaptasi Pasar

Penutupan dua ritel besar ini mengindikasikan adanya tekanan yang semakin nyata di sektor perdagangan ritel modern. Beberapa tantangan utama yang dihadapi pelaku usaha antara lain:

  • Proses perizinan pembukaan gerai baru yang panjang dan berbelit.
  • Ketergantungan pada pasokan impor dengan bea cukai tinggi.
  • Sulitnya mencari barang dagangan yang tepat waktu dan konsisten.
  • Gangguan eksternal seperti pungutan liar atau premanisme lokal.

Padahal, kemudahan akses barang dan kecepatan logistik adalah kunci utama keberhasilan operasional ritel modern.

5. Ada yang Tutup, Tapi Banyak Juga yang Buka

Meskipun dua pemain besar memutuskan angkat kaki dari pasar Indonesia, Budihardjo tetap optimistis terhadap masa depan industri ritel nasional. Ia menilai dinamika ini sebagai proses seleksi pasar, di mana konsep bisnis yang tidak cocok akan tersingkir, sementara konsep baru yang lebih segar akan bermunculan.

“Yang tutup ada, yang buka juga banyak. Misalnya MR DIY, mereka justru ekspansi besar-besaran. Artinya apa? Ada peluang, tinggal bagaimana kita bisa menyesuaikan dengan perubahan perilaku konsumen,” ungkapnya.

Dengan digitalisasi yang makin berkembang dan perubahan gaya belanja masyarakat pasca-pandemi, peritel dituntut untuk berinovasi dan beradaptasi agar tetap relevan.

Ritel Butuh Reformasi Regulasi dan Strategi Baru

Penutupan GS Supermarket dan Lulu Hypermarket mencerminkan tantangan besar di sektor ritel modern Indonesia. Namun di sisi lain, kondisi ini membuka peluang bagi pemain lokal maupun global untuk mengevaluasi strategi mereka dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar domestik.

Pemerintah pun diharapkan bisa menyederhanakan proses perizinan, memperbaiki logistik nasional, dan menciptakan ekosistem usaha yang lebih ramah investor agar ritel tetap tumbuh dan mampu bersaing secara sehat.

Fenomena Terkini






Trending