Gara-Gara Tarif Trump, Puma dan Hugo Boss Siap Sesuaikan Harga Jual di AS

Kuatbaca.com - Kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang agresif mulai menunjukkan efek global. Sejumlah perusahaan ritel gaya hidup internasional seperti Puma, Hugo Boss, dan Pandora kini bersiap menaikkan harga jual produk mereka di pasar Amerika akibat kebijakan tarif impor tinggi yang diterapkan AS terhadap berbagai negara, termasuk negara-negara Asia.
1. Tarif Trump: Ancaman Baru bagi Ritel Global
Presiden Trump bulan lalu mengumumkan kebijakan bea masuk timbal balik yang tinggi kepada mitra dagang AS. Meskipun kemudian ditangguhkan selama 90 hari dan sebagian tarif dikurangi menjadi 10% untuk negara-negara selain China, dampak ketidakpastian langsung terasa di sektor ritel global.
Banyak perusahaan mulai mengevaluasi ulang struktur harga, rantai pasok, dan proyeksi penjualan mereka untuk pasar Amerika Serikat pasar ritel terbesar di dunia.
2. Pandora: Harga Perhiasan Bisa Naik Signifikan
Pandora, produsen perhiasan asal Denmark, menyatakan bahwa jika tarif tersebut tetap berlaku, harga jual produk perhiasan akan melonjak karena mayoritas produsen mengandalkan manufaktur dari Asia seperti Thailand, India, dan Vietnam.
"Jika tarif ini tetap diberlakukan, semua pihak yang bergantung pada impor Asia akan terdampak, dan harga konsumen pasti naik," ujar CEO Pandora, Alexander Lacik.
Sekitar sepertiga pendapatan global Pandora berasal dari pasar Amerika, menjadikannya sangat terdampak oleh kebijakan ini.
3. Puma dan Hugo Boss: Pertimbangkan Penyesuaian Harga dan Rantai Pasok
Dua merek gaya hidup asal Jerman, Puma dan Hugo Boss, juga bersiap mengambil langkah serupa. Puma menyatakan sedang meninjau kemungkinan kenaikan harga produk mereka di Amerika Serikat serta mengoptimalkan biaya operasional di wilayah tersebut.
Hugo Boss, meski belum mengumumkan kebijakan harga resmi, menyatakan sedang mengevaluasi dampak tarif terhadap seluruh jaringan distribusi dan logistik mereka. Hal ini menunjukkan adanya kekhawatiran serius dari sektor fashion Eropa terhadap potensi gangguan dari kebijakan proteksionisme AS.
4. Perusahaan Global Terpaksa Atur Ulang Strategi
Pandora, Puma, dan Hugo Boss bukan satu-satunya yang terdampak. Sejumlah nama besar seperti Mattel, UPS, dan Ford sudah lebih dahulu menyesuaikan rantai pasok dan operasional mereka untuk meminimalkan kerugian akibat tarif.
Dengan biaya manufaktur dari Asia yang berisiko naik karena tarif, banyak perusahaan dipaksa untuk:
- Mencari alternatif lokasi produksi
- Mengalihkan sebagian beban biaya ke konsumen
- Merevisi proyeksi penjualan tahunan
5. Dampak ke Konsumen: Barang Branded Jadi Lebih Mahal?
Jika perusahaan-perusahaan besar akhirnya benar-benar menyesuaikan harga, maka produk-produk branded seperti pakaian, sepatu, dan perhiasan kemungkinan besar akan mengalami kenaikan harga eceran di Amerika Serikat. Konsumen akan menanggung sebagian dari beban tarif yang seharusnya dibayar oleh importir.
Kondisi ini bisa berdampak negatif pada daya beli, terutama di segmen kelas menengah ke bawah yang menjadi pasar utama brand fashion global.
Kebijakan tarif Trump menjadi momok baru bagi sektor ritel global. Merek-merek seperti Puma, Hugo Boss, dan Pandora harus bersiap menghadapi realita harga jual yang lebih tinggi atau margin keuntungan yang lebih tipis. Sementara bagi konsumen, ini bisa berarti harga barang branded akan makin mahal, seiring perusahaan mencari cara untuk tetap bertahan di tengah tekanan kebijakan perdagangan yang tidak pasti.