Komoditas Ekspor dan Impor Indonesia yang Paling Menonjol di 2024

Kuatbaca - Kegiatan ekspor dan impor memainkan peran krusial dalam menjaga stabilitas perekonomian sebuah negara. Melalui ekspor, suatu negara dapat memperkuat cadangan devisa dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja, sementara impor memungkinkan negara untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang tidak dapat diproduksi secara domestik. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, juga memiliki sektor ekspor-impor yang sangat dinamis. Sepanjang tahun 2024, Indonesia mencatatkan kinerja positif baik dari sisi ekspor maupun impor, yang menunjukkan bahwa perekonomian negara ini tetap dalam jalur yang stabil meskipun menghadapi berbagai tantangan global.
Pencapaian Ekspor Indonesia di 2024
Pada tahun 2024, Indonesia berhasil mencatatkan total nilai ekspor sebesar USD 264,70 miliar, yang menunjukkan peningkatan sebesar 2,29% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, volume ekspor juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 5,37% year on year (yoy). Komoditas ekspor Indonesia pun didominasi oleh beberapa barang utama yang menjadi andalan dalam perekonomian negara ini.
Sektor nonmigas, terutama industri pengolahan, menjadi pendorong utama dalam kinerja ekspor Indonesia tahun lalu. Industri pengolahan mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang siap dipasarkan. Pada 2024, kontribusi sektor nonmigas terhadap total ekspor Indonesia mencapai 74,25%, atau setara dengan USD 248,83 miliar. Ini merupakan peningkatan yang cukup signifikan, yakni 2,46% dibandingkan tahun 2023.
Komoditas Ekspor Utama Indonesia
Beberapa komoditas unggulan yang mencatatkan angka ekspor terbesar sepanjang 2024 antara lain:
Bahan Bakar Mineral – Mencatatkan kontribusi terbesar, yakni sekitar 15,94% dari total ekspor Indonesia.
Lemak dan Minyak Hewani/Nabati – Menyumbang 10,78% dari total ekspor.
Besi dan Baja – Berkontribusi sebesar 10,37% dalam total ekspor Indonesia.
Kenaikan ekspor juga terjadi di sektor pertanian dan industri. Sektor pertanian, yang mencatatkan kenaikan hingga 29,81%, menunjukkan bahwa Indonesia mulai berhasil mengoptimalkan hasil pertaniannya untuk memenuhi permintaan pasar global. Sementara sektor industri juga mengalami peningkatan ekspor sebesar 5,33%.
Komoditas Ekspor dengan Peningkatan Terbesar
Tahun 2024 juga mencatatkan sejumlah komoditas yang mengalami lonjakan ekspor yang luar biasa. Beberapa barang yang mengalami peningkatan ekspor terbesar adalah:
Kakao dan olahannya, yang naik 118,63%.
Barang dari besi dan baja, naik 101,10%.
Aluminium dan barang daripadanya, naik 70,07%.
Kopi, teh, dan rempah-rempah, yang mengalami kenaikan sebesar 67,27%.
Tembaga dan barang daripadanya, yang meningkat 51,11%.
China tetap menjadi negara tujuan ekspor utama Indonesia, dengan porsi 26,40% dari total ekspor. Amerika Serikat dan Jepang menyusul sebagai tujuan ekspor utama Indonesia dengan kontribusi masing-masing sebesar 11,22% dan 6,59%. Ketiga negara ini berperan penting dalam menyerap ekspor nonmigas Indonesia, yang totalnya mencapai USD 106,86 miliar atau 42,94% dari total ekspor nonmigas.
Tidak hanya ekspor, impor Indonesia juga menunjukkan kinerja yang positif sepanjang tahun 2024. Nilai impor Indonesia tercatat mencapai USD 233,66 miliar, naik 11,07% dibandingkan dengan tahun 2023. Volume impor Indonesia juga meningkat sebesar 3,37% yoy. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan Indonesia akan barang-barang dari luar negeri, terutama bahan baku dan barang modal, terus berkembang seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik.
Komoditas impor Indonesia didominasi oleh barang-barang yang diperlukan untuk kegiatan produksi, seperti mesin dan perlengkapan elektrik, serta bahan baku/penolong. Barang-barang ini merupakan bagian penting dalam proses manufaktur dan industri di dalam negeri.
Sebagian besar impor Indonesia terdiri dari barang-barang yang berkaitan dengan sektor industri dan manufaktur. Di antaranya adalah:
Mesin dan Perlengkapan Elektrik – Ini menjadi kategori impor terbesar sepanjang 2024.
Bahan Baku/Penolong – Termasuk bahan baku untuk makanan dan minuman, bahan baku industri, serta bahan bakar.
Barang Modal – Barang-barang yang diperlukan untuk kelangsungan kegiatan produksi seperti mobil penumpang, alat angkutan, dan mesin industri.
Impor nonmigas Indonesia juga mencatatkan peningkatan signifikan, dengan kenaikan mencapai 6,09%. Sementara itu, impor sektor migas hanya meningkat sebesar 1,24%. Beberapa komoditas impor yang mencatatkan kenaikan terbesar di antaranya adalah:
Logam mulia dan perhiasan, yang naik sebesar 70,94%.
Kakao dan olahannya, yang naik 48,81%.
Bahan kimia anorganik, yang meningkat sebesar 22,93%.
Negara Asal Impor Utama Indonesia
Sebagian besar barang impor Indonesia berasal dari negara-negara besar seperti Tiongkok, Jepang, dan Australia. Ketiga negara ini berkontribusi hampir setengah dari total impor nonmigas Indonesia pada 2024, dengan porsi mencapai 48,69%. Tiongkok tetap menjadi pemasok utama barang-barang industri dan konsumsi bagi Indonesia, sementara Jepang dan Australia juga menyuplai barang-barang berkualitas tinggi yang diperlukan oleh industri dalam negeri.
Meskipun kinerja impor yang meningkat dapat menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi, peningkatan impor juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan beberapa pihak, terutama pengusaha domestik. Kenaikan jumlah barang impor yang masuk ke pasar Indonesia dikhawatirkan dapat mengancam daya saing produk lokal dan ketersediaan lapangan kerja di dalam negeri. Salah satu kekhawatiran terbesar adalah dampaknya terhadap sektor industri lokal yang harus bersaing dengan barang-barang impor yang seringkali lebih murah.
Namun, di sisi lain, impor juga memberikan manfaat dalam bentuk pemenuhan kebutuhan barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri, serta mendukung perkembangan sektor-sektor industri yang membutuhkan bahan baku berkualitas tinggi.
Secara keseluruhan, baik ekspor maupun impor Indonesia sepanjang tahun 2024 menunjukkan hasil yang positif, mencerminkan ketahanan perekonomian negara ini. Dengan terus meningkatkan sektor-sektor unggulan dan menjaga keseimbangan antara kebutuhan domestik dan global, Indonesia dapat terus berkembang dan meningkatkan daya saingnya di pasar internasional. Namun, tantangan terkait impor tetap harus diperhatikan dengan seksama agar perekonomian domestik tetap mampu bersaing dan menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan bagi masyarakat.