Menteri Pertanian Beberkan Kasus Proyek Fiktif Rp 5 M, Pengamat Pertanian Terancam Penjara

17 April 2025 18:32 WIB
menteri-pertanian-mentan-andi-amran-sulaiman-1_169.jpeg

1. Mentan Ungkap Ada Pengamat Pertanian Terlibat Korupsi

Kuatbaca.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan kasus mengejutkan dalam dunia pertanian nasional. Dalam pernyataannya pada Kamis (17/4/2025), Amran menyebut ada seorang pengamat pertanian yang terlibat dalam proyek fiktif dengan potensi kerugian negara mencapai Rp 5 miliar. Meski tidak menyebut identitas secara eksplisit, pernyataan ini langsung memicu perhatian luas, mengingat posisi pengamat seringkali diasosiasikan dengan pihak netral dan pengawas publik.

2. Kritik Tak Konstruktif dan Data Salah Jadi Sinyal Awal

Menurut Amran, pengamat yang dimaksud sudah lama dikenal karena sering menyampaikan kritik terhadap program-program pertanian. Namun, menurutnya, kritik tersebut sering tidak konstruktif dan menggunakan data yang tidak akurat. Ini membuat pihak Kementerian Pertanian merasa perlu melakukan analisis lebih dalam terhadap latar belakang dan keterlibatan sang pengamat.

"Sebagian besar kritiknya tidak membangun. Bahkan kadang datanya salah," ungkap Amran di kantornya, Jakarta Selatan.

3. Terlibat Proyek Fiktif, Ada Tanda Tangan Palsu

Kementerian Pertanian melakukan investigasi internal terhadap proyek-proyek yang diduga dikelola atau melibatkan pengamat tersebut. Hasilnya, ditemukan sejumlah kejanggalan serius: proyek yang seharusnya dijalankan ternyata tidak berjalan alias fiktif, barang pengadaan tidak digunakan, dan bahkan terdapat tanda tangan palsu dalam dokumen pelaporan proyek.

"Potensi kerugian negara mencapai Rp 5 miliar. Barang tidak digunakan, dan tanda tangan pun sebagian besar fiktif," tegas Amran.

4. Kasus Sudah Diserahkan ke Aparat Penegak Hukum

Menanggapi temuan tersebut, Amran menyatakan bahwa pihaknya telah menyerahkan kasus ini ke penegak hukum untuk ditindaklanjuti. Ia menyampaikan bahwa Kementerian tidak akan membiarkan siapa pun, baik internal maupun eksternal, bermain-main dalam urusan yang berpotensi merugikan negara.

"Jangan karena dia pengamat jadi merasa kebal hukum. Kami akan bersihkan siapa pun yang bermain-main dengan pertanian, baik itu pegawai sendiri, apalagi pengamat luar," ujarnya tegas.

5. Tak Pandang Bulu: Siapa Pun Terlibat Akan Ditindak

Pernyataan tegas Amran menunjukkan komitmen kuat dalam membersihkan sektor pertanian dari praktik korupsi. Ia bahkan menyebut bahwa jika pegawai Kementan sendiri terbukti melakukan pelanggaran, ia tak segan mengambil tindakan keras, bahkan terhadap orang terdekat.

"Kalau anak kandungku sendiri korupsi, aku pecat. Apalagi pengamat yang seenaknya bermain di sektor pertanian. Ini sektor hajat hidup orang banyak," tegasnya.

6. Kritik Dipersilakan, Tapi Jangan Rugikan Negara

Amran menyampaikan bahwa pihaknya tetap terbuka terhadap kritik dan masukan dari berbagai pihak, termasuk pengamat, akademisi, dan praktisi. Namun, kritik harus disampaikan secara konstruktif dan berbasis data yang benar. Ia menolak keras bentuk kritik yang justru dipakai sebagai topeng untuk menyusup dan memanfaatkan celah demi keuntungan pribadi.

7. Publik Tunggu Tindakan Hukum dan Transparansi Kasus

Publik kini menanti kelanjutan dari proses hukum terhadap pengamat yang disebut terlibat proyek fiktif ini. Meskipun belum diungkap identitasnya, tekanan terhadap transparansi semakin menguat. Masyarakat berharap proses hukum dapat berjalan adil dan terbuka, sekaligus menjadi peringatan keras agar sektor pertanian tidak lagi dijadikan ladang bancakan bagi oknum tertentu.

Pertanian Butuh Bersih dari Praktik Korupsi

Sektor pertanian adalah tulang punggung ketahanan pangan nasional. Kasus dugaan proyek fiktif ini kembali mengingatkan kita bahwa korupsi tidak mengenal status, bahkan seorang pengamat yang dikenal kritis pun bisa terjerat jika tidak berintegritas. Langkah Mentan Andi Amran Sulaiman yang tegas menunjukkan bahwa pembersihan di tubuh pertanian masih terus berlanjut.

Fenomena Terkini






Trending