Menteri UMKM Apresiasi Peran SRC dalam Membina Ribuan Usaha Kecil di Indonesia

20 March 2025 18:42 WIB
menteri-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm-maman-abdurrahman_169.jpeg

Kuatbaca - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan bahwa sektor UMKM bukan hanya sekadar bagian dari perekonomian nasional, tetapi juga menjadi pilar utama yang menjaga stabilitas ekonomi, terutama di saat krisis. Selama pandemi COVID-19, sektor UMKM terbukti mampu bertahan dan bahkan menjadi motor pemulihan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

"Empat tahun lalu, saat pandemi melanda, UMKM inilah yang menjaga perekonomian kita tetap berjalan. Mereka adalah tulang punggung bangsa," ujar Maman dalam sebuah acara yang membahas penguatan UMKM, Kamis (20/3/2025).

Namun, menurut Maman, masih ada tantangan besar yang harus dihadapi, yaitu mengubah cara pandang masyarakat terhadap UMKM. Banyak yang masih menganggap usaha kecil sebagai sektor informal yang kurang berkontribusi pada perekonomian, padahal kenyataannya, UMKM menyumbang lebih dari 60% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan menjadi penyedia lapangan kerja terbesar di Tanah Air.

Digitalisasi dan Ekosistem yang Lebih Terintegrasi

Dalam acara The Big Idea Forum yang diselenggarakan oleh Sampoerna dan CNN Indonesia pada Senin (17/3), Maman menyoroti pentingnya digitalisasi dan integrasi UMKM ke dalam ekosistem bisnis yang lebih besar.

Menurutnya, pendekatan tradisional dalam membina UMKM—dengan mendatangi mereka satu per satu—sudah tidak lagi efektif. Sebagai gantinya, pemerintah ingin menciptakan sistem yang membuat UMKM tertarik untuk bergabung secara alami, seperti semut yang datang ke "gula."

"Kita ubah pola pikirnya. Tidak mungkin lagi kita datangi satu per satu. Sekarang kita ciptakan ‘gula’ yang menarik UMKM agar mereka datang sendiri dan berkumpul dalam satu ekosistem yang lebih baik," tegasnya.

Ia menilai, program binaan Sampoerna melalui Sampoerna Retail Community (SRC) merupakan salah satu contoh sukses dalam menciptakan ekosistem bisnis yang menarik bagi UMKM. Dengan strategi ini, para pelaku usaha tidak hanya mendapatkan pelatihan, tetapi juga akses pasar yang lebih luas.

Sinergi Pemerintah dan Swasta dalam Memperkuat UMKM

Maman menegaskan bahwa kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta sangatlah penting untuk mempercepat pertumbuhan UMKM. Ia mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan Sampoerna dalam membina ribuan UMKM di seluruh Indonesia, baik melalui pelatihan maupun akses pemasaran.

"Program seperti yang dilakukan Sampoerna ini menciptakan ‘gula’ agar semut datang. Sementara tugas pemerintah adalah mempertajam dan mempermanis ‘gula’ tersebut," ujarnya.

Selain kolaborasi dengan pihak swasta, pemerintah juga tengah mengembangkan super apps bernama Sapa UMKM. Aplikasi ini bertujuan untuk mengintegrasikan data UMKM secara nasional, sehingga memudahkan pemerintah dalam memberikan bantuan yang lebih tepat sasaran.

"Hingga kini, kita belum memiliki database UMKM yang benar-benar terintegrasi dengan mitra dari sektor swasta dan BUMN. Padahal, tanpa data yang akurat, sulit bagi kita untuk memberikan solusi yang tepat," jelasnya.

Maman mengibaratkan pentingnya data bagi UMKM seperti seorang dokter yang membutuhkan riwayat kesehatan pasien sebelum memberikan pengobatan. Dengan data yang lebih terstruktur, pemerintah bisa lebih mudah menentukan kebijakan yang efektif untuk mendukung pertumbuhan UMKM.

Akses Pasar, Kunci Utama Keberlanjutan UMKM

Selain digitalisasi dan integrasi data, Maman menekankan bahwa akses pasar merupakan faktor utama dalam memastikan UMKM dapat berkembang. Menurutnya, pelatihan dan pendampingan saja tidak cukup jika produk UMKM masih kesulitan menembus pasar yang lebih luas.

"Kunci akhirnya tetap market. Jika kita bisa menghubungkan UMKM dengan pasar yang lebih luas, maka mereka akan berkembang dengan sendirinya," jelasnya.

Ia mencontohkan bagaimana program kemitraan yang dilakukan Sampoerna tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga menciptakan jalur distribusi yang lebih luas bagi UMKM binaannya. Dengan cara ini, usaha kecil tidak hanya bertahan, tetapi juga bisa naik kelas menjadi bisnis yang lebih besar.

Sejak berdiri pada tahun 1913, Sampoerna telah memainkan peran besar dalam membina UMKM di Indonesia. Hingga saat ini, lebih dari 320 ribu UMKM telah menjadi bagian dari ekosistem bisnis Sampoerna, baik melalui Sampoerna Retail Community (SRC) maupun Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC).

Menurut Presiden Direktur HM Sampoerna, Ivan Cahyadi, UMKM yang tergabung dalam SRC berhasil mencatatkan pendapatan hingga Rp 236 triliun per tahun. Angka ini setara dengan 11,4% dari total PDB sektor ritel nasional pada tahun 2022.

Selain itu, melalui SETC, lebih dari 72 ribu wirausaha telah mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas bisnis mereka. Pusat pelatihan ini didukung oleh fasilitas seluas 27 ribu hektar di Pasuruan, Jawa Timur, yang berfungsi sebagai pusat edukasi bagi pelaku UMKM di berbagai sektor.

Ke depan, Sampoerna berkomitmen untuk terus memperluas program pembinaan ini agar semakin banyak UMKM yang bisa berkembang dan berkontribusi bagi perekonomian nasional.

Dengan berbagai langkah strategis yang telah ditempuh, Maman optimis bahwa target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% dapat tercapai. Sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan pelaku UMKM diyakini menjadi kunci utama dalam mendorong ekonomi Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.

Acara The Big Idea Forum menjadi bukti bahwa peran UMKM dalam perekonomian nasional semakin mendapat perhatian. Dengan dukungan yang tepat, bukan tidak mungkin UMKM yang dulu dianggap sektor informal bisa berkembang menjadi kekuatan besar dalam ekonomi Indonesia.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, UMKM Indonesia diharapkan dapat semakin maju dan siap menghadapi tantangan global di masa depan.

Fenomena Terkini






Trending