Uang Beredar di Indonesia Capai Rp 9.406 Triliun pada Mei 2025

Kuatbaca.com- Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa jumlah uang beredar dalam arti luas atau yang biasa disebut M2, mencapai Rp 9.406,6 triliun pada Mei 2025. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 4,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). M2 merupakan indikator penting yang mencerminkan jumlah uang yang tersedia di perekonomian Indonesia, meliputi uang tunai yang beredar di masyarakat, tabungan, deposito, dan instrumen keuangan lainnya yang mudah diuangkan.
Pertumbuhan uang beredar ini mencerminkan aktivitas ekonomi yang masih berjalan, meskipun pertumbuhan tersebut sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 5,2 persen. Melambatnya pertumbuhan ini menunjukkan adanya dinamika dan penyesuaian ekonomi yang sedang berlangsung di tengah berbagai tantangan global dan domestik.
1. Komposisi Uang Beredar: M1 dan Uang Kuasi
Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, pertumbuhan uang beredar tersebut didorong oleh dua komponen utama, yakni uang beredar sempit (M1) dan uang kuasi. Uang beredar sempit yang mencakup uang tunai di masyarakat dan saldo giro tumbuh sebesar 6,3 persen (yoy). Sementara uang kuasi yang terdiri dari tabungan dan deposito berjangka mencatat pertumbuhan lebih rendah, yaitu 1,5 persen (yoy).
Komposisi ini memperlihatkan bahwa masyarakat masih cukup aktif menggunakan uang tunai dan saldo rekening untuk transaksi sehari-hari, sedangkan simpanan dalam bentuk tabungan atau deposito cenderung mengalami pertumbuhan yang lebih lambat. Kondisi ini menjadi sinyal penting bagi perbankan dan regulator dalam melihat pola likuiditas dan preferensi masyarakat terhadap instrumen keuangan.
2. Pengaruh Penyaluran Kredit dan Tagihan Bersih Pemerintah
Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan M2 pada Mei 2025 adalah pertumbuhan penyaluran kredit dan kondisi tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat. Penyaluran kredit oleh perbankan tumbuh sebesar 8,1 persen (yoy), sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 8,5 persen. Meski ada perlambatan kecil, angka ini masih menunjukkan optimisme bank dalam menyalurkan kredit untuk mendukung sektor usaha dan konsumsi masyarakat.
Sementara itu, tagihan bersih pemerintah mengalami kontraksi signifikan sebesar 25,7 persen (yoy), melanjutkan tren penurunan dari bulan sebelumnya sebesar 21 persen. Penurunan ini mencerminkan dinamika dalam pengelolaan utang dan likuiditas pemerintah yang turut memengaruhi jumlah uang beredar di pasar.
3. Pertumbuhan Aktiva Luar Negeri Bersih
Selain faktor domestik, perkembangan aktiva luar negeri bersih juga memberikan kontribusi terhadap jumlah uang beredar di Indonesia. Pada Mei 2025, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 3,9 persen (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan April yang sebesar 3,6 persen. Kenaikan ini mencerminkan pengelolaan cadangan devisa dan investasi luar negeri yang semakin efektif, sekaligus menjadi penyangga stabilitas nilai tukar rupiah dan likuiditas di pasar keuangan.
Pertumbuhan aktiva luar negeri ini menunjukkan bahwa Bank Indonesia mampu menjaga ketahanan ekonomi melalui pengelolaan aset internasional, di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih cukup tinggi akibat berbagai faktor seperti konflik geopolitik dan tekanan inflasi dunia.
4. Implikasi Pertumbuhan Uang Beredar terhadap Ekonomi dan Inflasi
Pertumbuhan uang beredar yang moderat ini memiliki dampak langsung terhadap kondisi ekonomi Indonesia. Uang yang beredar dengan baik dan terkendali dapat mendorong aktivitas ekonomi tanpa memicu tekanan inflasi yang berlebihan. Namun, jika pertumbuhan uang beredar terlalu tinggi dan tidak diimbangi oleh peningkatan produksi barang dan jasa, risiko inflasi akan meningkat.
Bank Indonesia terus memantau perkembangan uang beredar sebagai bagian dari kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan kondisi saat ini, BI optimis bahwa perekonomian Indonesia tetap berada pada jalur yang sehat meskipun menghadapi berbagai tantangan eksternal dan internal.