Mahasiswi AS Protes Penggunaan ChatGPT oleh Dosen di Materi Kuliah

19 May 2025 10:21 WIB
deepseek-dan-chatgpt_169.jpeg

Seorang mahasiswi di Northeastern University, Massachusetts, mengkritik keras dosennya yang diketahui menggunakan ChatGPT untuk menyusun materi kuliah dan slide presentasi. Ia menilai tindakan tersebut bertentangan dengan kebijakan kampus yang melarang mahasiswa menggunakan kecerdasan buatan generatif dalam tugas akademik.

Dosen Dituding Hipokrit, Mahasiswi Tuntut Pengembalian Uang Kuliah

Mahasiswi bernama Ella Stapleton itu menyebut dosennya bersikap tidak konsisten dan menuntut transparansi. Ia bahkan meminta pengembalian uang kuliah sebesar USD 8.000 setelah mengetahui dosennya menggunakan ChatGPT tanpa memberi tahu mahasiswa. Temuannya berawal dari prompt ChatGPT seperti “expand on all areas. Be more detailed and specific.” yang tidak sengaja tertinggal dalam dokumen kuliah.

Kesalahan Khas AI Jadi Bukti Tambahan

Stapleton kemudian memeriksa kembali isi slide dan menemukan berbagai kesalahan yang umum terjadi pada hasil AI, seperti kesalahan ketik, teks yang terdistorsi, dan gambar yang tidak akurat. Temuan ini memperkuat keyakinannya bahwa materi tersebut tidak dibuat secara manual oleh dosen.

Kampus Tidak Mengabulkan Tuntutan, Tapi Dosen Akui Kelalaian

Meski permintaan pengembalian dana tidak dikabulkan oleh pihak universitas, laporan Stapleton membuat dosen terkait meninjau ulang materinya. Dosen tersebut akhirnya mengakui bahwa ia seharusnya lebih cermat dalam memeriksa hasil buatan AI sebelum menggunakannya dalam pengajaran.

Kebijakan Kampus Soal Penggunaan AI Generatif

Northeastern University masih memperbolehkan penggunaan AI generatif, namun dengan syarat bahwa penggunaannya harus diungkap secara jelas. Hasil dari AI juga wajib diperiksa ulang untuk memastikan kebenaran informasi dan mencegah munculnya konten yang menyesatkan.

Kasus Serupa Terjadi di Kampus Lain

Insiden serupa juga terjadi di Southern New Hampshire University. Seorang mahasiswa mengklaim dua dosennya lupa menghapus prompt ChatGPT dari esai yang mereka unggah. Ia menuding dosen tidak membaca esai yang dikumpulkannya, meskipun tuduhan ini dibantah oleh salah satu dosen yang bersangkutan.

Kekhawatiran Guru Terhadap Dampak ChatGPT di Dunia Pendidikan

Sejak peluncurannya oleh OpenAI pada 2022, ChatGPT telah menjadi sorotan di dunia pendidikan. Banyak pendidik melaporkan tantangan baru, mulai dari kesulitan membedakan tugas orisinal dan hasil AI, hingga penurunan kemampuan dasar siswa, seperti membaca dan menulis manual. Seorang guru kelas 10 bahkan menyebut beberapa siswanya kini lebih suka mengandalkan teknologi dibanding belajar mandiri.

tuntutan mahasiswa
chatgpt

internasional

Fenomena Terkini






Trending