Revolusi Tembakau Bebas Asap di Jepang: Pelajaran Berharga untuk Indonesia

Kuatbaca - Jepang telah berhasil menjadi contoh sukses dalam menurunkan angka perokok secara signifikan dengan memanfaatkan produk tembakau bebas asap. Philip Morris International (PMI), induk dari PT HM Sampoerna Tbk, mencatat bahwa lebih dari 50% dari total volume produk tembakau dan nikotin di negara tersebut sekarang menggunakan produk bebas asap. Bahkan, sekitar 70% pengguna tembakau di Jepang beralih ke produk bebas asap, hanya dalam waktu sepuluh tahun. Ini menunjukkan perubahan besar yang dapat dicapai dengan pendekatan yang tepat.
Kerja Sama Banyak Pihak untuk Mewujudkan Masa Depan Bebas Asap
Menurut Andrea Gontkovicova, VP External Affairs PMI untuk kawasan Asia Selatan & Tenggara (SSEA), produk tembakau bebas asap tidak dapat berhasil tanpa adanya kolaborasi antara berbagai pihak. Dari pemerintah, ilmuwan, hingga pakar medis, semua pihak perlu bersatu untuk menciptakan lingkungan yang mendukung produk tembakau bebas asap. Andrea menekankan bahwa meskipun PMI memiliki produk dan teknologi untuk mendukung pergeseran ini, mereka tetap membutuhkan dukungan dari banyak pihak untuk mencapai tujuan masa depan bebas asap.
Dalam kesempatan ini, Andrea juga mengungkapkan bahwa pengaturan yang tepat oleh pemerintah sangat diperlukan. Produk tembakau bebas asap, seperti IQOS yang diperkenalkan pertama kali di Jepang pada 2014, memang harus diatur secara bijak karena mengandung nikotin yang bersifat adiktif. Meski begitu, produk ini harus tetap diizinkan untuk membantu perokok beralih dari rokok konvensional yang lebih berisiko.
Pengalaman Jepang menjadi bukti nyata bahwa produk tembakau bebas asap dapat membantu mengurangi jumlah perokok konvensional. Dalam lebih dari sepuluh tahun sejak diperkenalkannya produk bebas asap, negara ini telah berhasil menurunkan jumlah perokok secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, konsumen dapat beralih ke alternatif yang lebih rendah risiko tanpa mengurangi kepuasan mereka.
Selain Jepang, Andrea juga menyoroti negara seperti Selandia Baru yang memberikan dukungan penuh terhadap produk bebas asap. Pendekatan seperti ini penting untuk menciptakan perubahan nyata, yang bisa menjadi contoh bagi negara lain, termasuk Indonesia.
Tiga Elemen Kunci untuk Keberhasilan Produk Bebas Asap
Untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan, Andrea menyebutkan tiga elemen kunci yang harus ada: ketersediaan produk, penerimaan konsumen, dan kesadaran masyarakat. Pertama, produk tembakau bebas asap harus tersedia agar perokok dewasa dapat dengan mudah mengaksesnya. Setiap perokok yang ingin berhenti merokok konvensional harus diberi kesempatan untuk beralih ke alternatif yang lebih aman.
Kedua, penerimaan konsumen juga sangat penting. Selain akses yang mudah, konsumen perlu memahami cara kerja produk ini, bagaimana cara menggunakannya, dan bagaimana cara berhenti merokok. Edukasi yang efektif sangat berperan dalam meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap produk bebas asap.
Ketiga, kesadaran masyarakat harus dibangun agar perokok mengerti manfaat beralih ke produk bebas asap. Ini mencakup pemahaman tentang risiko rokok konvensional dan keuntungan menggunakan produk yang lebih rendah risiko.
Andrea juga menyoroti pentingnya kebijakan pajak yang proporsional terhadap risiko produk. Produk tembakau yang lebih berisiko, seperti rokok konvensional, harus dikenakan pajak yang lebih tinggi, sementara produk bebas asap yang lebih aman bisa dikenakan pajak yang lebih rendah. Kebijakan ini dapat menjadi insentif bagi industri untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk.
Dukungan pemerintah juga sangat diperlukan untuk memastikan bahwa produk tembakau bebas asap tersedia dan dapat diakses oleh semua konsumen yang membutuhkan. Selain itu, regulasi yang jelas dan bijak akan menciptakan iklim yang kondusif bagi industri tembakau bebas asap.
Pelajaran untuk Indonesia: Menyongsong Masa Depan Bebas Asap
Indonesia, sebagai negara dengan jumlah perokok yang tinggi, memiliki peluang besar untuk mengadopsi pendekatan yang sama seperti yang diterapkan di Jepang. Dengan kerja sama antara pemerintah, industri, ilmuwan, dan pakar medis, Indonesia dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pergeseran dari rokok konvensional ke produk tembakau bebas asap.
Dengan pendekatan yang holistik, termasuk regulasi yang jelas, edukasi kepada konsumen, dan dukungan dari semua pihak, Indonesia dapat mengurangi angka perokok secara signifikan dan menciptakan masa depan yang lebih sehat dan bebas asap bagi masyarakat.
Mengurangi jumlah perokok konvensional dan menciptakan masa depan bebas asap memerlukan upaya bersama dari semua pihak. Pengalaman Jepang menunjukkan bahwa dengan kerja sama yang kuat antara pemerintah, industri, dan masyarakat, perubahan yang signifikan dapat tercapai. Indonesia pun bisa mencontoh langkah ini untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pergeseran ke produk tembakau bebas asap yang lebih aman.