Bos Ducati Minta Marquez dan Rossi Berdamai: Sudahi Dendam, Lihat ke Depan!

23 June 2025 13:38 WIB
d4171c09-e753-48ec-9db7-4efd8500ab7c_169.jpeg

Kuatbaca.com - Hubungan panas antara dua legenda MotoGP, Marc Marquez dan Valentino Rossi, kembali menjadi sorotan usai gelaran MotoGP Italia 2025 di Sirkuit Mugello. Meski telah berlalu hampir satu dekade, tensi antara keduanya masih terasa, terutama dari reaksi penonton terhadap kemenangan Marquez. Namun, kali ini suara berbeda datang dari Davide Tardozzi, bos tim Ducati, yang menyerukan ajakan perdamaian.

Tardozzi menyayangkan aksi sebagian penonton di Mugello yang menyoraki Marquez saat ia memenangi Sprint Race. Ia menilai perilaku tersebut tidak mencerminkan semangat sportivitas yang seharusnya dijunjung tinggi di dunia balap. Menurutnya, masa lalu tak seharusnya terus membayangi masa kini, apalagi ketika menyangkut dua pembalap besar yang telah memberikan kontribusi luar biasa bagi olahraga ini.

“Sudah saatnya melupakan masa lalu. Peristiwa 10 tahun lalu seharusnya tidak lagi menjadi alasan untuk bersikap tidak sportif,” ujar Tardozzi dalam wawancara dengan Sky, yang juga dikutip oleh media Crash. Ia berharap para penggemar, termasuk kedua pembalap, dapat menatap masa depan dengan semangat yang baru.

Ia menegaskan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk memberikan pesan positif kepada penggemar MotoGP di seluruh dunia. Tardozzi pun tak sungkan meminta Marquez dan Rossi untuk saling berjabat tangan dan mengakhiri perseteruan panjang mereka.

1. Luka Lama Persaingan yang Masih Membekas

Perseteruan antara Marc Marquez dan Valentino Rossi memuncak pada musim MotoGP 2015. Saat itu, Rossi menuding Marquez sengaja menghalangi peluangnya untuk merebut gelar juara dunia, sebuah tuduhan yang memicu drama besar di sisa musim. Sejak saat itu, hubungan keduanya renggang dan tak pernah kembali seperti semula.

Salah satu momen paling ikonik adalah ketika Rossi menolak jabat tangan Marquez dalam konferensi pers di tahun 2018, menandai bahwa retakan di antara mereka belum sembuh. Meskipun keduanya adalah legenda hidup MotoGP, rivalitas tersebut terus membekas dalam benak para penggemar, terutama di Italia—tanah kelahiran Rossi.

Ketegangan tersebut kembali mencuat saat Marquez memenangkan balapan di Mugello. Meskipun tampil impresif dengan mengalahkan rival-rival beratnya, ia justru menerima cemoohan dari sebagian penonton. Hal ini menjadi ironi tersendiri karena Marquez kini membela Ducati—tim yang berasal dari Italia.

Tardozzi menyesalkan bahwa reaksi tersebut justru mencederai nilai-nilai sportivitas yang seharusnya dijunjung oleh semua pecinta MotoGP. Ia menilai bahwa kemenangan Marquez seharusnya disambut dengan apresiasi, bukan cemoohan.

2. Ducati Tegas: Move On dari Insiden 2015

Menurut Tardozzi, tidak ada alasan untuk terus membawa-bawa insiden lama. Ia menyebut bahwa pertikaian Marquez dan Rossi saat itu adalah bagian dari dinamika kompetisi dan tidak perlu terus dijadikan alasan untuk bersikap tidak sportif terhadap salah satu pembalap.

“Saya tidak ingin kembali membahas siapa yang benar atau salah. Bagi saya, saat itu semuanya 50:50. Tapi sekarang, yang paling penting adalah bagaimana kita bisa menunjukkan kepada dunia bahwa MotoGP adalah olahraga penuh respek dan kebersamaan,” ujar Tardozzi.

Ia juga memberikan apresiasi kepada fans yang tetap menyuarakan dukungan mereka terhadap pembalap lain seperti Pecco Bagnaia, meski gagal juara di kandang sendiri. Baginya, sorakan semangat seperti itulah yang seharusnya menggema di sirkuit, bukan cemoohan terhadap lawan.

Tardozzi pun menegaskan bahwa baik Marquez maupun Rossi sama-sama memiliki tanggung jawab moral untuk menunjukkan kedewasaan. Jika mereka bisa saling memaafkan, maka akan tercipta warisan positif bagi generasi penerus MotoGP.

3. Marquez Tanggapi Santai, Rossi Masih Bungkam

Sementara itu, Marquez menanggapi cemoohan tersebut dengan kepala dingin. Menurutnya, dibandingkan musim-musim sebelumnya, sorakan negatif terhadapnya justru lebih sedikit tahun ini. Ia mengaitkannya dengan fakta bahwa kini ia membela Ducati, merek motor kebanggaan Italia.

“Dulu jauh lebih keras. Sekarang setidaknya ada beberapa orang yang bersorak karena saya pakai motor merah Ducati,” ucap Marquez sambil tersenyum kepada awak media. Sikap santai ini seolah menjadi bukti kedewasaan dan ketegaran mental dari pembalap berusia 32 tahun tersebut.

Di sisi lain, Valentino Rossi belum memberikan komentar resmi terkait kemenangan Marquez atau ajakan berdamai dari Tardozzi. Rossi yang kini lebih aktif sebagai pemilik tim dan mentor pembalap muda memang sudah jarang tampil di publik terkait urusan personalnya dengan Marquez.

Namun, banyak yang berharap sang legenda asal Tavullia tersebut suatu saat akan membuka pintu maaf. Jika momen berjabat tangan itu benar-benar terjadi, bukan tidak mungkin dunia MotoGP akan mencatatnya sebagai simbol rekonsiliasi paling bersejarah sepanjang masa.

olahraga

Fenomena Terkini






Trending