Cristiano Ronaldo dan Franck Ribery Berdiskusi Soal Kriteria Ballon d’Or

Kuatbaca - Dalam dunia sepak bola, Ballon d’Or selalu menjadi ajang yang dinanti-nantikan setiap tahunnya. Penghargaan yang diberikan kepada pemain terbaik dunia ini kerap memicu perdebatan tentang siapa yang pantas memenangkannya. Baru-baru ini, pernyataan Cristiano Ronaldo soal peluang Lamine Yamal memenangkan Ballon d’Or menuai reaksi dari mantan pemain top, Franck Ribery.
Ronaldo Ragukan Yamal Karena Belum Juara Liga Champions
Cristiano Ronaldo, yang sudah lima kali meraih Ballon d’Or, memberikan pandangannya terkait peluang Lamine Yamal, remaja 17 tahun yang tengah naik daun bersama Barcelona. Menurut Ronaldo, salah satu kriteria utama untuk memenangkan penghargaan prestisius tersebut adalah keberhasilan meraih gelar Liga Champions. Meski mengakui bahwa penghargaan individual kini semakin sulit mendapatkan konsensus, ia menilai pemain yang berhasil membawa timnya juara Liga Champions memiliki peluang lebih besar.
Ronaldo menilai bahwa meskipun Lamine Yamal mampu membawa Barcelona meraih berbagai gelar domestik di musim 2024/2025, kegagalan Barcelona di semifinal Liga Champions menjadi hal yang tidak bisa diabaikan dalam penilaian Ballon d’Or.
Franck Ribery Tidak Setuju, Ingatkan Sejarah Ballon d’Or 2013
Komentar Ronaldo ini langsung mendapat tanggapan dari Franck Ribery, pemain legendaris Bayern Munich yang juga dikenal sebagai salah satu pesaing kuat Ballon d’Or. Ribery merasa pernyataan Ronaldo kurang tepat dan menganggap Liga Champions bukan satu-satunya tolak ukur kemenangan penghargaan tersebut.
Lewat unggahan di media sosial, Ribery dengan santai mempertanyakan apakah memang harus selalu memenangkan Liga Champions untuk meraih Ballon d’Or. Ia bahkan menambahkan emoji tertawa sebagai bentuk sindiran terhadap pernyataan tersebut.
Hal ini mengingatkan publik pada tahun 2013, ketika Ribery memenangkan Liga Champions bersama Bayern Munich, serta menguasai kompetisi domestik Jerman dengan mengantongi berbagai gelar. Namun, pada tahun itu Ballon d’Or justru jatuh ke tangan Cristiano Ronaldo, meskipun Ronaldo tidak memenangkan Liga Champions musim tersebut. Ribery saat itu mencatat statistik mengesankan dengan 26 gol dan 27 assist dari 54 pertandingan, yang menurut banyak pengamat layak mendapat penghargaan tertinggi tersebut. Ribery bahkan pernah menyatakan bahwa dirinya merasa dirampok dari gelar Ballon d’Or.
Perdebatan Kriteria Ballon d’Or: Prestasi Individu atau Tim?
Diskusi yang terjadi antara Ronaldo dan Ribery ini menyoroti perdebatan lama dalam dunia sepak bola tentang apa yang lebih penting dalam menilai pemain terbaik. Apakah penghargaan tersebut harus didasarkan pada prestasi tim besar seperti juara Liga Champions, ataukah kinerja individu dan kontribusi sepanjang musim yang lebih menjadi faktor utama?
Selain itu, kasus Lamine Yamal yang masih muda tapi tampil mengesankan membawa Barcelona berjaya di liga domestik menunjukkan bahwa potensi pemain muda juga semakin mendapat perhatian, meski belum menjuarai kompetisi internasional seperti Liga Champions.
Sementara itu, Lamine Yamal terus menjadi sorotan sebagai salah satu bakat muda paling menjanjikan di dunia sepak bola. Meski belum memenangkan Liga Champions, keberhasilan membawa Barcelona meraih titel-titel domestik menjadi pencapaian besar bagi seorang pemain seusianya.
Bagi Ronaldo, pengalaman dan gelar juara di kompetisi besar seperti Liga Champions menjadi penentu utama prestasi. Namun, bagi Ribery dan banyak penggemar sepak bola, ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan dalam menilai siapa yang pantas meraih Ballon d’Or.
Perdebatan ini menunjukkan bahwa dunia sepak bola akan terus berubah, dan kriteria penghargaan individu pun kemungkinan akan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Yang jelas, nama-nama besar seperti Ronaldo, Ribery, dan Lamine Yamal akan terus menjadi bagian dari cerita menarik tentang siapa yang layak disebut pemain terbaik dunia.