Dean Huijsen: Bek Termahal Madrid yang Tak Mau Terbebani Label Harga

12 June 2025 11:54 WIB
dean-huijsen-1749662336440_169.jpeg

Kuatbaca - Di tengah hingar-bingar bursa transfer musim panas, Real Madrid kembali membuat gebrakan dengan memboyong Dean Huijsen. Pemain berusia 20 tahun itu resmi berseragam Los Blancos setelah ditebus dari Bournemouth dengan harga fantastis, sekitar 50 juta poundsterling. Angka itu otomatis menjadikannya salah satu bek muda termahal dalam sejarah klub. Namun, alih-alih terbebani, Huijsen justru memilih untuk bersikap santai.

Label Harga Bukan Prioritas

Bagi banyak pemain muda, harga mahal bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, itu menjadi pengakuan atas kualitas dan potensi besar yang dimiliki. Namun di sisi lain, label harga tinggi sering kali disertai ekspektasi luar biasa dari fans, media, dan bahkan rekan satu tim. Hal itu tidak berlaku bagi Dean Huijsen. Pemain berdarah Belanda-Spanyol ini menyadari bahwa nilai transfer adalah sesuatu yang di luar kendalinya.

Baginya, yang lebih penting adalah bagaimana ia bisa memberikan kontribusi nyata di atas lapangan. Entah itu dalam bentuk pertahanan solid, distribusi bola yang cerdas, atau sekadar menunjukkan etos kerja tinggi di sesi latihan. Uang bukan tolok ukur komitmen—dan Huijsen tampaknya sangat memahami prinsip itu.

Ketertarikan Sejak Awal

Meski sempat menjalani karier yang cukup stabil di Inggris, Huijsen tak menutup-nutupi bahwa impiannya sejak lama adalah bermain di Santiago Bernabéu. Ketika Madrid menunjukkan minat serius, dia langsung membuka pintu selebar-lebarnya. Bahkan, proses negosiasi berjalan sangat cepat setelah pemanggilannya ke Timnas Spanyol pada Maret lalu.

Langkahnya menuju Madrid pun bukan semata karena prestise klub. Ia merasa cocok dengan visi dan filosofi permainan yang ditawarkan pelatih Xabi Alonso. Kemampuan membangun serangan dari belakang, memainkan bola dengan tenang, serta membaca permainan dengan cermat—semuanya adalah atribut yang menjadikan Huijsen profil ideal untuk sistem Alonso.

Pesan Sang Legenda dan Harapan Baru

Kepindahan Huijsen ke Madrid juga mendapat sambutan hangat dari sosok yang tak asing di lini belakang klub: Sergio Ramos. Sang legenda memberikan dukungan pribadi, seolah ingin menyerahkan tongkat estafet secara simbolis kepada bek muda tersebut. Tak heran jika kemudian muncul perbandingan dan harapan bahwa Huijsen bisa menjadi "Ramos baru".

Namun, Huijsen tetap membumi. Ia menyadari bahwa menjadi penerus seorang legenda adalah tanggung jawab besar. Tapi ia juga tak ingin terlalu larut dalam bayang-bayang masa lalu. Fokus utamanya kini adalah menciptakan sejarahnya sendiri di klub sebesar Real Madrid.

Sejak bergabung dengan skuad, Huijsen menunjukkan progres signifikan dalam sesi latihan. Ia mengaku sudah memahami ekspektasi Xabi Alonso terhadap dirinya. Dengan gaya bermain yang mengutamakan penguasaan bola dan ketenangan dalam tekanan, Huijsen merasa berada di tempat yang tepat untuk berkembang.

Bersama rekan-rekan setimnya seperti Eder Militao, David Alaba, dan Antonio Rudiger, Huijsen punya kesempatan besar belajar langsung dari para bek top dunia. Tapi ia tidak datang hanya untuk belajar. Ia datang untuk bersaing. Bahkan sejak awal, tekadnya sudah bulat—membantu Real Madrid meraih gelar demi gelar.

Dean Huijsen bisa saja jadi headline karena harga transfernya. Tapi lebih dari itu, ia adalah cerminan dari generasi baru bek modern: cerdas, taktis, tenang, dan punya visi permainan yang matang. Ia datang bukan untuk menjadi beban, melainkan untuk memperkuat fondasi lini belakang Madrid di masa depan.

Dalam atmosfer kompetitif yang penuh tekanan seperti Real Madrid, pemain muda seperti Huijsen harus membuktikan bahwa mereka bukan hanya proyek jangka panjang—melainkan aset yang siap tampil sekarang juga. Dan sejauh ini, sinyal awal yang ditunjukkannya membuat banyak orang percaya: masa depan Madrid aman di tangan Huijsen.

olahraga

Fenomena Terkini






Trending