Jejak Bintang: 5 Pemain Top yang Pernah Membela PSG dan Atletico Madrid

Oleh Gabriel Umar
16 June 2025 06:50 WIB
385e80c2-b236-46ae-98f1-84675f390bbf_169.jpeg

Kuatbaca - Menjelang duel panas antara Paris Saint-Germain (PSG) dan Atletico Madrid di ajang Piala Dunia Antarklub 2025, perhatian tak hanya tertuju pada pertandingan itu sendiri, tetapi juga pada sejarah panjang yang menyatukan dua klub raksasa Eropa ini. Di balik rivalitas dan prestasi mereka masing-masing, ada sejumlah pemain bintang yang pernah mengenakan seragam kedua klub. Nama-nama ini menjadi jembatan yang mempertemukan gaya sepak bola Prancis dan Spanyol yang begitu berbeda, namun sama-sama sarat strategi dan ambisi.

Berikut adalah lima pemain yang pernah menjadi bagian dari PSG dan Atletico Madrid, meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam karier profesional mereka maupun di hati para suporter.

1. Kevin Gameiro – Sang Pemain Serbabisa yang Tak Pernah Lelah Berlari

Kevin Gameiro mungkin bukan nama paling glamor di dunia sepak bola modern, tapi penyerang asal Prancis ini adalah tipikal pemain yang selalu memberikan lebih dari yang diminta. Ia bergabung dengan PSG pada tahun 2011 dan langsung tampil solid selama dua musim, mencetak belasan gol dan menjadi bagian penting dalam transisi PSG menuju era dominasi domestik di Ligue 1.

Setelah meninggalkan Paris, Gameiro melanjutkan kariernya di Spanyol bersama Sevilla sebelum akhirnya berlabuh di Atletico Madrid pada 2016. Di bawah asuhan Diego Simeone, Gameiro bertransformasi menjadi striker yang lebih komplet—kuat secara taktik dan selalu siap berlari sepanjang laga. Ia turut membawa Atletico menjuarai Liga Europa 2018, menjadikannya sebagai salah satu pemain langka yang sukses di kedua klub dengan cara berbeda.

2. Thiago Motta – Otak Lini Tengah yang Penuh Kharisma

Dikenal sebagai gelandang pengatur tempo dengan visi luar biasa, Thiago Motta menjalani fase awal kariernya di Barcelona dan kemudian memperkuat Atletico Madrid pada musim 2007–2008. Meski tak lama berseragam Los Rojiblancos akibat cedera yang kerap mengganggu, potensi Motta tetap bersinar.

Kariernya justru menemukan stabilitas saat bergabung dengan PSG pada 2012. Di sana, ia menjelma menjadi jenderal lapangan tengah—seorang pemain yang tenang, cerdas, dan tahu kapan harus membangun atau memutus serangan. Bersama PSG, Motta meraih berbagai gelar domestik dan menjadi mentor bagi banyak pemain muda. Kini, ia melanjutkan kontribusinya di dunia sepak bola sebagai pelatih dengan filosofi permainan yang elegan, mencerminkan karier bermainnya.

3. Mateja Kežman – Penyerang Serbia yang Penuh Harapan

Kiprah Mateja Kežman di PSG dan Atletico Madrid mungkin tak sehebat ekspektasi besar yang pernah mengiringinya. Setelah mencetak banyak gol di PSV Eindhoven dan menjalani musim penuh tekanan di Chelsea, Kežman bergabung dengan Atletico pada 2005.

Meski tak mampu menembus ketatnya persaingan lini depan klub Spanyol itu, Kežman mendapatkan kesempatan kedua di PSG pada musim 2008–2010. Di Paris, ia mencetak beberapa gol penting, namun tak benar-benar mencapai puncak performa. Meski begitu, keberadaannya di dua klub besar ini menunjukkan betapa besarnya reputasi yang pernah dimilikinya di Eropa.

4. Leandro Paredes – Elegan di Tengah Kekacauan

Leandro Paredes adalah salah satu gelandang Argentina yang dikenal memiliki sentuhan halus dan kemampuan membaca permainan dengan sangat baik. Ia menjadi pilar lini tengah PSG selama beberapa musim, terutama di era Neymar-Mbappé, di mana ia memainkan peran vital sebagai pengatur ritme.

Sempat dipinjamkan ke Juventus, Paredes kemudian bergabung dengan Atletico Madrid dalam usaha mencari tantangan baru di La Liga. Bersama Simeone, ia mencoba menyesuaikan gaya mainnya yang penuh flair dengan filosofi permainan yang mengutamakan kekompakan dan etos kerja tinggi.

5. David Villa – Ikon Spanyol yang Singgah Sebentar di Paris

Tak banyak yang mengingat bahwa David Villa sempat menjalin hubungan singkat dengan PSG dalam proses transfernya sebelum bergabung ke New York City FC. Namun, karier Villa di Atletico Madrid begitu kentara. Ia menjadi bagian dari tim bersejarah yang memenangkan La Liga 2013–2014, meruntuhkan dominasi Real Madrid dan Barcelona.

Sebagai striker yang tajam dan penuh insting, Villa tetap dikenang sebagai legenda Spanyol yang membawa dampak besar ke mana pun ia pergi. Meskipun hanya bersentuhan singkat dengan PSG, namanya tetap masuk dalam daftar pemain yang pernah menghubungkan dua klub besar ini.

PSG dan Atletico Madrid adalah dua kekuatan yang merepresentasikan dua filosofi berbeda: glamor dan kekuatan finansial di satu sisi, serta kedisiplinan dan semangat juang di sisi lain. Namun, dalam sejarahnya, keduanya ternyata punya simpul-simpul pertemuan melalui pemain-pemain yang pernah mengabdi di keduanya.

Laga PSG vs Atletico di Piala Dunia Antarklub 2025 bukan hanya tentang perebutan trofi, tetapi juga babak baru dalam kisah panjang yang telah lebih dulu ditulis oleh para pemain yang melintasi batas-batas negara, budaya, dan filosofi sepak bola.

olahraga

Fenomena Terkini






Trending