Tren Buruk Persija Jakarta Berujung Pemecatan Carlos Pena, Hanya Dua Kemenangan dalam 3 Bulan

1. Akhir Perjalanan Carlos Pena Bersama Persija
Kuatbaca.com - Persija Jakarta resmi mengakhiri kerja sama dengan pelatih Carlos Pena. Keputusan ini diumumkan setelah Macan Kemayoran mengalami performa yang mengecewakan dalam beberapa bulan terakhir di Liga 1 musim 2024/2025. Meskipun sempat meraih sejumlah kemenangan di awal 2025, performa tim terus menurun hingga akhirnya manajemen klub merasa perlu melakukan perubahan.
2. Catatan Pena: 13 Menang, Tapi Tak Konsisten
Selama menangani Persija sejak 1 Juli 2024, Carlos Pena membukukan 13 kemenangan, 8 hasil imbang, dan 9 kekalahan dari 30 pertandingan. Meski sempat menjanjikan di awal musim, konsistensi menjadi masalah besar, terutama di paruh kedua kompetisi. Hal ini membuat tim sulit bersaing di papan atas, memaksa manajemen untuk mengambil langkah tegas.
3. Hanya Dua Kemenangan dalam Tiga Bulan Terakhir
Statistik menunjukkan penurunan drastis dalam performa Persija. Setelah meraih empat kemenangan beruntun hingga Januari 2025, tim asuhan Pena hanya mampu menang dua kali dari 11 laga berikutnya. Selebihnya, mereka menelan 5 kekalahan dan 4 hasil imbang. Rentetan hasil ini membuat peluang Persija menembus tiga besar semakin menipis.
4. Maret dan April Suram bagi Persija
Pada bulan Februari 2025, Persija tidak mencatat satu pun kemenangan dari empat laga. Satu-satunya kemenangan pada bulan Maret datang saat menjamu PSIS Semarang (2-0), sementara kemenangan berikutnya baru terjadi pada 19 April saat mengalahkan Persik Kediri 1-0. Dalam periode Februari-April, hanya dua kemenangan yang diraih dari total 11 pertandingan.
5. Persija Terpaku di Posisi Kelima
Akibat tren negatif ini, Persija kini tertahan di posisi ke-5 klasemen dengan 47 poin dari 30 pertandingan. Mereka terpaut 17 poin dari pemuncak klasemen Persib Bandung, tertinggal 6 poin dari Dewa United dan Persebaya, serta berselisih 3 poin dari Malut United di peringkat keempat. Kondisi ini membuat posisi Persija di zona kompetisi Asia semakin tidak realistis.
6. Pergantian Pelatih Jadi Jalan Tengah
Melalui pernyataan resmi, manajemen menyampaikan apresiasi terhadap dedikasi Carlos Pena, namun menekankan perlunya perubahan demi menghindari musim yang berakhir hambar. Ricky Nelson ditunjuk sebagai pelatih sementara (karteker) untuk mengisi kekosongan sambil manajemen mencari kandidat permanen yang bisa mengangkat performa tim di sisa musim.
7. Jadwal Tersisa Jadi Ujian Bagi Pelatih Baru
Dengan empat laga tersisa di Liga 1 musim ini, pelatih pengganti Pena dituntut untuk segera memberikan dampak. Persija perlu memaksimalkan sisa pertandingan agar tetap kompetitif di klasemen, sekaligus menjaga motivasi skuad dan fan setia Jakmania. Laga-laga penutup musim akan menjadi ajang evaluasi besar bagi masa depan tim.
8. Tekanan Tinggi Jelang Akhir Musim
Macan Kemayoran jelas tidak bisa puas berada di posisi kelima, apalagi dengan ekspektasi tinggi dari suporter. Dengan hanya empat kemenangan sepanjang tahun 2025, tekanan terhadap pemain dan manajemen terus meningkat. Perubahan pelatih adalah langkah awal, namun hasil konkret di lapangan tetap jadi ukuran utama keberhasilan.
Keputusan memecat Carlos Pena mencerminkan urgensi Persija untuk menyelamatkan musim. Dengan hanya dua kemenangan dalam tiga bulan terakhir, manajemen dituntut mengambil tindakan tegas. Kini, dengan pelatih sementara Ricky Nelson, semua mata tertuju pada bagaimana Persija bisa bangkit di sisa musim dan mengembalikan kepercayaan dari Jakmania.