Honda Luncurkan Ambisi Antariksa: Uji Roket Mirip SpaceX, Siap Guncang Industri Luar Angkasa

Kuatbaca - Selama ini nama Honda identik dengan kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat. Namun kini, pabrikan asal Jepang tersebut mulai menapaki medan yang sangat berbeda—angkasa luar. Tak tanggung-tanggung, Honda baru saja menguji prototipe roket yang mampu lepas landas dan kembali mendarat secara presisi. Teknologi ini sejalan dengan pendekatan roket yang dapat digunakan kembali, seperti yang selama ini dipopulerkan oleh SpaceX milik Elon Musk.
Langkah Awal dari Taiki, Hokkaido
Uji coba roket tersebut dilakukan di sebuah fasilitas milik Honda yang terletak di Taiki, Prefektur Hokkaido. Lokasi ini telah tumbuh menjadi salah satu pusat pengembangan teknologi luar angkasa di Jepang. Dalam pengujian tersebut, Honda meluncurkan roket setinggi 6,3 meter dengan bobot sekitar 900 kilogram.
Meski belum mencapai orbit, capaian awal ini cukup mencengangkan. Roket berhasil terbang selama 56,6 detik dan mencapai ketinggian maksimum 271,4 meter. Lebih luar biasa lagi, roket mendarat kembali hanya 37 sentimeter dari titik target. Ketepatan ini menjadi tolok ukur penting bagi teknologi pendaratan presisi, terutama dalam konteks pengembangan roket yang bisa dipakai berulang kali.
Teknologi yang Menjanjikan dan Ramah Biaya
Salah satu tantangan terbesar dalam eksplorasi antariksa adalah mahalnya biaya peluncuran. Inilah mengapa teknologi reusable rocket menjadi sangat penting. Honda tampaknya melihat peluang besar dalam hal ini. Dengan memanfaatkan pengalaman teknologinya di sektor otomotif—yang terkenal efisien dan presisi—Honda mulai merambah ke teknologi peluncuran luar angkasa dengan cara yang hemat namun canggih.
Pendaratan presisi dalam uji coba pertama ini merupakan indikasi bahwa mereka tidak sekadar bereksperimen, tapi benar-benar berambisi menjadi pemain besar dalam industri yang sebelumnya hanya dikuasai segelintir nama besar seperti SpaceX, Blue Origin, dan Roscosmos.
Bukan Sekadar Roket: Honda Siapkan Ekosistem Antariksa
Honda tidak hanya berhenti pada urusan roket. Perusahaan ini juga sedang menyiapkan portofolio layanan yang lebih luas di bidang luar angkasa. Salah satu proyek yang tengah dikembangkan adalah peluncuran satelit mini untuk keperluan penginderaan jarak jauh dan komunikasi skala besar.
Langkah ini memiliki korelasi yang erat dengan lini utama bisnis Honda. Satelit komunikasi dan pemetaan sangat dibutuhkan untuk menunjang teknologi kendaraan otonom dan sistem konektivitas antar kendaraan—yang menjadi masa depan industri otomotif.
Dengan memiliki akses ke orbit melalui peluncuran roket milik sendiri, Honda bisa mengintegrasikan teknologi kendaraan pintar dengan infrastruktur langit, menciptakan konektivitas tanpa batas antara darat dan luar angkasa.
Dalam jangka menengah, Honda menargetkan dapat melakukan penerbangan suborbital pertama mereka pada tahun 2029. Ini bukan sekadar mimpi besar, tapi proyek yang sedang dijalankan secara bertahap dan terukur.
Untuk mempercepat pengembangan, Honda kini tengah mencari mitra strategis—baik itu dari sektor swasta, akademik, maupun lembaga pemerintah—untuk membentuk konsorsium antariksa yang bisa mendukung kelanjutan proyek. Komersialisasi teknologi ini menjadi langkah penting untuk membuat bisnis antariksa menjadi berkelanjutan.
Langkah Honda memasuki industri antariksa menunjukkan bagaimana batas antara sektor otomotif dan eksplorasi luar angkasa kian menipis. Kemampuan manufaktur, presisi teknologi, serta keahlian dalam efisiensi energi dan desain kendaraan menjadi bekal kuat bagi Honda untuk ikut bersaing di medan baru.
Jika semua berjalan sesuai rencana, Honda tidak hanya akan menjadi pemain kunci di jalanan, tetapi juga di langit—dan bahkan di luar atmosfer Bumi. Dari mesin motor hingga mesin roket, evolusi Honda menjadi salah satu cerita inovasi paling menarik di abad ini.
Dengan capaian awal yang menjanjikan dan visi jangka panjang yang matang, dunia kini perlu mulai melihat Honda bukan hanya sebagai produsen mobil dan motor, tapi juga sebagai pionir masa depan di bidang teknologi luar angkasa.