BRIN kukuhkan Empat Guru Besar Bidang Sains

27 June 2024 15:00 WIB
WhatsApp Image 2024-06-27 at 14.42.43.jpeg

Kuatbaca.com - BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) melaksanakan pengukuhan empat guru besar riset baru dalam bidang sains. Acara inaugurasi ini di dipimpin oleh Ketua Majelis Riset BRIN, Gadis Sri Haryani dan wakilnya Amarulla Octavian di Gd. BJ Habibie Jakarta. 

Keempat peneliti ahli utama yang telah dikukuhkan ialah Dr Yusmani dalam kepakaran bidang hama dan penyakit tanaman; Dr Endang Romjali di bidang genetika ternak; Dr Cuk Supriyadi Ali Nandar kepakaran stabilitas sistem tenaga listrik, dan terakhir Dr Adi Purwandana kepakaran gelombang internal dan percampuran turbulen laut. 

Amarulla Octavian menekankan perlunya setiap professor riset dapat berkolaborasi serta berperan aktif dalam memberikan kontribusi yang terbaik dalam bidang penelitian sebagai pengabdian terhadap masyarakat. Ia juga berharap mereka dapat menjawab pertanyaan - pertanyaan penting di masyarakat, menemukan solusi atas masalah yang belum terpecahkan serta memberikan pencerahan dan pemahaman baru kepada masyarakat luas.

1. Perubahan Karakteristik Perairan Karena Percampuran Turbulensi

Masing-masing dari keempat peneliti ahli itu memberikan orasi pengukuhan dan presentasi hasil penelitiannya seusai dikukuhkan sebagai guru besar riset. Salah satunya Adi Purwandana yang menjelaskan bahwasanya fenomena gelombang pasang surut (pasut) internal (internal tide) dan percampuran turbulence menyebabkan perubahan karakteristik massa air Samudera Pasifik di perairan Indonesia. 

“Interaksi antara arus pasang surut dengan topografi menciptakan olakan yang ditandai dengan pergerakan vertikal di kolom air. Gelombang pasut internal berevolusi menjadi soliton melalui mekanisme fisis dan merambat puluhan hingga ratusan kilometer dari zona pembangkit. Adanya fenomena ini mengindikasikan bahwa kawasan laut Indonesia merupakan zona dengan percampuran turbulen massa air laut yang kuat" ujar Adi dalam Orasi Pengukuhan Profesor Riset BRIN, Rabu (26/06), di Jakarta.

Menurutnya, karakterisasi gelombang internal dapat dilakukan melalui metode langsung berdasarkan data observasi in situ di lapangan maupun metode tidak langsung dengan pemodelan analitik dan citra satelit,” ujarnya.

2. Pentingnya AI dan Machine Learning untuk Stabilitas Listrik.

Berbeda dengan Adi, Cuk Supriyadi Ali Sunandar menekankan pentingnya penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan machine learning untuk menciptakan aplikasi smart grid. 

Dimana aplikasi tersebut dapat memanfaatkan teknologi Wide Area Monitoring Protection and Control (WAMPAC) untuk mengawasi distribusi sistem tenaga listrik dalam jangkauan yang cukup luas, melintasi batas kendali tradisional, serta sebagai dasar analisis lanjutan secara akurat. Oleh karenanya ia berharap, smart grid yang merupakan hasil penelitiannya dapat menjadi solusi atas permasalahan jaringan kelistrikan di dalam negeri

“Pemanfaatan teknologi adaptive robust control dapat menjadi salah satu terobosan untuk meningkatkan kestabilan sistem tenaga listrik pada kondisi operasi yang sangat ekstrem,” ujar Cuk Supriyadi.

pendidikan

Fenomena Terkini






Trending