34 Mantan Anggota Anshor Daulah Ikrar Setia kepada NKRI di Riau

27 June 2025 21:04 WIB
sebanyak-34-anggota-anshor-daulah-melepas-baiat-dan-ikrar-setia-kepada-nkri-1751022130983_169.jpeg

Kuatbaca - Di tengah semaraknya semangat persatuan, sebanyak 34 mantan anggota kelompok radikal Anshor Daulah di Riau mengambil langkah besar: mereka melepas bai'at yang pernah mereka ucapkan dan secara terbuka menyatakan kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Momen bersejarah ini berlangsung pada Jumat, 27 Juni 2025, di Gedung Serindit, Kompleks Gubernuran Riau, Pekanbaru.

Acara ini bukan sekadar seremonial, melainkan representasi nyata dari proses panjang refleksi dan pembinaan. Para peserta yang berasal dari berbagai daerah seperti Pekanbaru, Kampar, dan Rokan Hilir ini menunjukkan keinginan untuk kembali menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang utuh, bebas dari ideologi kekerasan.

Bukan Sekadar Melepas Bai’at, Tapi Menata Ulang Kehidupan

Bagi sebagian orang, kembali ke pangkuan negara mungkin tampak sederhana. Namun bagi mereka yang pernah tersesat dalam jalan radikalisme, keputusan untuk keluar dari lingkaran tersebut membutuhkan keberanian, komitmen, dan dukungan. Melepas bai’at bukan hanya menanggalkan sumpah lama, tapi juga membuka lembaran baru untuk hidup yang lebih damai dan produktif.

Proses ini diwarnai pendekatan deradikalisasi yang manusiawi, dengan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan keberlanjutan hidup. Negara, dalam hal ini diwakili oleh Polri, Densus 88, serta Pemerintah Provinsi Riau, memberikan ruang dan kesempatan kepada para mantan anggota kelompok ekstrem ini untuk memperbaiki diri dan berkontribusi dalam pembangunan.

Kebangsaan Sebagai Titik Balik

Kapolda Riau, Irjen Herry Heryawan, menekankan bahwa menjadi warga negara sejati berarti memikul tanggung jawab untuk menjaga keutuhan bangsa. Menurutnya, ikrar setia kepada NKRI adalah bentuk perenungan mendalam yang lahir dari kesadaran, bukan paksaan.

Momentum ini juga menjadi refleksi bahwa Pancasila dan UUD 1945 tetap menjadi panduan dalam berpikir dan bertindak. Para peserta diingatkan bahwa kekerasan bukanlah jalan keluar, melainkan awal dari kerusakan yang lebih besar. Komitmen untuk hidup berdampingan secara damai di tengah masyarakat adalah pilihan yang lebih mulia dan bermakna.

Dari Pendekatan Represif ke Rehabilitatif

Wakadensus 88 Antiteror Polri, Brigjen I Made Astawa, menegaskan bahwa pendekatan deradikalisasi kini tidak lagi semata-mata mengandalkan penegakan hukum, melainkan turut melibatkan pendekatan sosial, edukatif, dan spiritual. Para eks-anggota Anshor Daulah ini bukan dianggap sebagai musuh, tetapi sebagai saudara sebangsa yang punya hak untuk memperbaiki diri.

Ia menambahkan bahwa negara hadir tidak hanya untuk menghukum, tetapi juga untuk memulihkan. Rehabilitasi dan reintegrasi menjadi komponen penting dalam proses pemulihan. Negara ingin para mantan simpatisan ini menjadi agen perdamaian dan contoh bagi generasi muda agar tidak terjerumus ke jalan yang sama.

Gubernur Riau, Abdul Wahid, dalam sambutannya menyampaikan harapan agar masyarakat membuka pintu bagi saudara-saudara mereka yang telah kembali ke jalan kebangsaan. Ia menekankan pentingnya memberi kesempatan kedua, karena semua orang berhak memperbaiki kesalahan masa lalu.

Pemerintah Provinsi Riau juga siap memberikan dukungan nyata berupa pembinaan dan pelatihan, khususnya di sektor pertanian dan kewirausahaan. Langkah ini penting untuk memastikan para eks-anggota ini tidak kembali terpapar paham radikal karena tekanan ekonomi atau keterasingan sosial.

Menurut informasi dari Tim Densus 88 di Riau, para peserta ini sebelumnya pernah berbai'at kepada organisasi teroris internasional ISIS. Meski jaringan mereka tidak seketat kelompok radikal lain seperti JAD, ancaman yang ditimbulkan tetap nyata. Kini, mereka telah memilih jalan baru, jalan damai yang berpihak pada keutuhan bangsa.

Langkah besar yang diambil oleh 34 orang ini menjadi bukti bahwa harapan itu selalu ada. Dari titik nadir keterpaparan radikalisme, mereka berhasil bangkit dan memulai perjalanan baru sebagai warga negara Indonesia yang utuh. Kini, tugas kita bersama adalah merangkul, mendampingi, dan menjaga agar api persatuan tetap menyala.

sosial budaya

Fenomena Terkini






Trending