Siapa di Balik Akuisisi SPBU Shell di Indonesia? Ini Sosok Pengusaha di Baliknya

Kuatbaca - Langkah strategis terjadi di dunia energi Indonesia. PT Shell Indonesia resmi melepas seluruh jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) miliknya kepada perusahaan patungan antara Citadel Pacific Limited dan Sefas Group. Langkah ini mencakup sekitar 200 SPBU aktif serta satu terminal penyimpanan bahan bakar yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur.
Pengalihan ini tentu mengundang perhatian publik. Pasalnya, Shell adalah pemain besar global dalam sektor energi dan keberadaannya selama bertahun-tahun telah melekat dalam peta distribusi bahan bakar di Tanah Air. Namun, siapa sebenarnya sosok di balik pembelian besar ini? Mari kita kenali lebih dalam dua figur penting yang berdiri di balik Sefas Group—perusahaan lokal yang kini menjadi bagian penting dari akuisisi ini.
Herman Soegeng: Dari Dunia Bisnis hingga Pelayanan Sosial
Herman Soegeng, salah satu pendiri Sefas Group, bukanlah nama yang asing di kalangan pelaku bisnis energi di Indonesia. Ia dikenal sebagai pengusaha yang menggabungkan ketekunan, visi bisnis yang tajam, dan nilai-nilai spiritual dalam kiprah profesionalnya. Lulusan Oklahoma State University, Amerika Serikat, dengan gelar di bidang Administrasi Bisnis, Herman memulai langkah besarnya dengan mendirikan Sefas Group pada Oktober 1997.
Sefas awalnya bergerak sebagai distributor pelumas industri, namun seiring waktu berkembang menjadi pemain utama dalam distribusi produk energi, khususnya pelumas Shell di Indonesia. Herman juga dikenal aktif dalam pelayanan keagamaan sebagai pastor di Gereja IFGF Jakarta sejak akhir 1990-an. Keseimbangan antara bisnis dan kegiatan sosial ini menjadi cerminan nilai yang ia pegang teguh selama lebih dari dua dekade.
Ricky Roesli: Otak Strategis di Balik Ekspansi Sefas
Di sisi lain, Ricky Roesli adalah rekan Herman sekaligus sosok yang kini memegang posisi Direktur Utama Sefas Group. Dengan latar belakang pendidikan yang juga mengesankan, ia menempuh pendidikan sarjananya di California State University, Fresno, lalu melanjutkan program MBA di City University, Seattle. Kepiawaiannya dalam menyusun strategi bisnis dan memperluas jaringan kemitraan menjadikan Ricky salah satu figur penting dalam ekspansi besar Sefas.
Di bawah kepemimpinan Ricky, Sefas tak hanya mengukuhkan diri sebagai distributor pelumas Shell terbesar di Indonesia, tetapi juga berhasil masuk ke sektor-sektor baru termasuk akuisisi jaringan SPBU ini. Visi jangka panjang dan keberanian mengambil langkah besar menjadikannya pionir dalam transformasi bisnis energi berbasis lokal.
Citadel Pacific: Rekan Global Berpengalaman
Sementara itu, Citadel Pacific Limited merupakan perusahaan multinasional yang telah lama berkecimpung dalam pengelolaan jaringan ritel bahan bakar minyak. Dengan portofolio mencakup beberapa wilayah di Asia Pasifik—termasuk Guam, Palau, Makau, dan Hong Kong—Citadel membawa pengalaman internasional dalam pengelolaan merek Shell secara global.
Kerja sama antara Citadel dan Sefas membentuk sinergi menarik. Di satu sisi, Sefas memahami lanskap pasar Indonesia, sedangkan Citadel punya pengalaman menjalankan bisnis lisensi merek Shell di berbagai negara. Kombinasi ini menjadi dasar kuat untuk mengembangkan jaringan SPBU Shell di Indonesia di bawah manajemen baru.
Meski terjadi perubahan kepemilikan, merek Shell tak serta merta menghilang dari Indonesia. Produk dan layanan BBM Shell tetap tersedia melalui sistem lisensi merek yang sudah umum diterapkan di lebih dari 50 pasar global. Artinya, kualitas dan standar layanan tetap akan mengikuti pedoman global Shell, sementara operasionalnya kini berada di tangan pemilik baru.
Langkah ini diyakini menjadi bentuk efisiensi sekaligus strategi pertumbuhan baru Shell secara global. Bagi Indonesia, ini adalah momen penting yang menandai kian kuatnya keterlibatan perusahaan lokal dalam bisnis energi yang selama ini didominasi pemain asing.
Akuisisi ini bisa dilihat sebagai bentuk transformasi sektor energi Indonesia ke arah yang lebih mandiri dan lokal. Keterlibatan perusahaan seperti Sefas Group menjadi penanda bahwa pengusaha nasional kini mampu bersaing dan bahkan mengambil alih lini bisnis besar dari tangan korporasi asing.
Langkah ini bukan hanya bisnis semata, melainkan bagian dari gerakan yang lebih luas: mengembalikan kontrol atas sumber daya dan infrastruktur penting ke tangan anak bangsa. Kita tunggu, bagaimana wajah baru SPBU Shell di Indonesia di bawah nahkoda baru ini akan berlayar ke masa depan.