Kuatbaca.com - Banyak pengguna yang tanpa sadar bersikap sopan saat berbicara dengan ChatGPT atau chatbot lainnya—mulai dari menyisipkan ucapan seperti “tolong” dan “terima kasih”. Namun, siapa sangka bahwa kesopanan itu bisa berdampak signifikan terhadap biaya operasional perusahaan pembuat AI, yakni OpenAI.
Dalam sebuah pernyataan yang viral, CEO OpenAI Sam Altman mengungkap bahwa sapaan sopan pengguna ternyata ikut menambah beban biaya listrik, bahkan bisa menyebabkan kerugian hingga puluhan juta dolar per tahun.
1. Sapaan Sopan = Lebih Banyak Data Diproses
Model seperti ChatGPT berbasis pada Large Language Model (LLM) yang dirancang untuk memahami dan merespons teks manusia secara alami. Ketika pengguna menyisipkan kalimat tambahan seperti “please write me a poem” alih-alih cukup menulis “write a poem”, maka model akan tetap memproses seluruh frasa, tak peduli apakah itu penting atau tidak secara semantik.
Setiap kata yang masuk harus melalui proses analisis token demi token oleh ribuan GPU (graphic processing unit), menghasilkan peningkatan penggunaan energi dan waktu komputasi.
2. Biaya Listrik: Jangan Remehkan Satu Respons
Untuk menghasilkan satu paragraf singkat, ChatGPT diperkirakan mengonsumsi energi hingga 0,14 kWh—jumlah yang cukup untuk menyalakan 14 bohlam LED selama satu jam. Jika satu pengguna mengirim 20 permintaan dengan bahasa panjang, maka konsumsi dayanya bisa berlipat-lipat.
Altman menyebut bahwa interaksi sopan yang diulang-ulang oleh jutaan pengguna setiap hari bisa berujung pada biaya infrastruktur dan energi yang membengkak. “Anda tidak pernah tahu,” ucap Altman dengan nada menyindir di platform X.
3. 14.000+ GPU & Biaya Operasional Tinggi
Untuk menjaga respons real-time dan kapasitas tinggi, OpenAI dan perusahaan sejenis menggunakan puluhan ribu unit GPU kelas atas seperti Nvidia H100, yang terkenal boros daya. Operasional ini berlangsung di pusat data berskala besar yang menyumbang sekitar 2% dari konsumsi listrik global.
Jika penggunaan bahasa sopan menambah 5–10 token per prompt, maka pada skala miliaran interaksi harian, beban listrik kumulatifnya menjadi sangat signifikan.
4. Perdebatan Etika: Sopan ke Bot, Perlukah?
Meskipun demikian, para pakar etika AI menyarankan tetap mempertahankan kesopanan saat berinteraksi dengan chatbot. Penelitian Microsoft menunjukkan bahwa kesopanan menciptakan pengalaman interaksi yang lebih positif, dan mendorong model untuk membalas dengan cara yang lebih ramah dan profesional.
Survei di Amerika Serikat tahun 2024 menunjukkan:
5. Lantas, Haruskah Kita Berhenti Bersikap Sopan?
Jawabannya relatif. Jika Anda ingin berkontribusi pada penghematan energi global dan efisiensi pemrosesan AI, mengurangi kata-kata tidak relevan bisa membantu. Namun jika kesopanan membuat interaksi lebih nyaman dan manusiawi, tak ada salahnya untuk tetap menulis “tolong” atau “terima kasih”—selama tidak berlebihan.
Ucapan sopan kepada ChatGPT ternyata bukan sekadar etika digital, tapi punya implikasi teknis dan finansial nyata. Dengan miliaran permintaan tiap hari, tambahan token yang tidak perlu bisa berujung pada konsumsi listrik dan biaya komputasi yang besar. Namun, etika dan kenyamanan dalam berinteraksi juga penting. Solusinya? Gunakan AI secara bijak dan efisien—baik dalam gaya bahasa maupun tujuan penggunaannya.