Agrinas Pangan Siap Kelola 425.000 Hektare Lahan Food Estate, Target Swasembada Semakin Dekat

14 May 2025 18:42 WIB
begini-potret-jaringan-irigasi-pendukung-kawasan-food-estate-3_169.jpeg

Kuatbaca.com - Pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baru di sektor pangan, PT Agrinas Pangan Nusantara (Persero), resmi mengumumkan langkah ambisius untuk mengelola 425.000 hektare lahan food estate di akhir tahun 2025. Transformasi besar ini bertujuan memperkuat ketahanan pangan nasional dengan memanfaatkan teknologi pertanian modern.

1. Proyeksi Lahan Raksasa: Dari Kalimantan hingga Papua

Dalam acara peresmian Agrinas Pangan Nusantara di Pos Bloc Jakarta, Rabu (14/5/2025), Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menjelaskan bahwa proyek ini akan mengintegrasikan dua sumber utama lahan produktif:

  • 225.000 hektare di wilayah Kalimantan Selatan, Tengah, Barat, dan Sumatera Selatan.
  • 200.000 hektare tambahan dari proyek cetak sawah baru di Wanam, Merauke, Papua Selatan.

“Baru berdiri, baru melek, baru jalan, Agrinas sudah mengelola 425.000 hektare lahan produktif. Ini bukan dicangkul lagi, tapi pakai mekanisasi besar-besaran,” jelas Sudaryono.

2. Mekanisasi Skala Besar: Efisiensi dan Produktivitas Ditingkatkan

Tak seperti pengelolaan lahan tradisional, proyek ini akan menggunakan alat-alat mekanis modern untuk seluruh proses pertanian. Mulai dari pengolahan tanah, penanaman, hingga panen akan dilakukan dengan teknologi pertanian mutakhir.

Sudaryono menambahkan bahwa dengan mekanisasi dan tata kelola profesional, input pertanian menjadi lebih efisien, sementara hasil panen dapat meningkat drastis.

“Dengan irigasi yang baik, benih unggul, dan manajemen modern, produktivitasnya tinggi, dan inputnya efisien,” ujarnya optimistis.

3. Target Akhir: Beras Murah dan Berkualitas untuk Rakyat

Salah satu target besar dari proyek ini adalah menghadirkan beras berkualitas dengan harga terjangkau, yakni sekitar Rp 6.000 hingga Rp 7.000 per kilogram. Ini bisa menjadi solusi atas tingginya harga beras dan ketergantungan pada impor selama ini.

“Kalau semua perhitungannya tepat, food estate ini bisa hasilkan beras murah, berkualitas, dan mencukupi kebutuhan nasional,” imbuh Sudaryono.

Langkah ini juga sejalan dengan upaya jangka panjang pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan dan stabilitas harga beras di pasar domestik.

4. Fokus Tahap Awal: 11.000 Hektare di Sumatera Selatan

Sementara rencana besar tengah disiapkan, tahap awal proyek Agrinas akan dimulai dari pengelolaan 11.000 hektare lahan sawah padi di Batu Raja, Sumatera Selatan.

Direktur Utama Agrinas, Joao Angelo De Sousa Mota, menyampaikan bahwa pengelolaan awal ini akan dijalankan dengan perencanaan yang matang, terutama dalam hal komoditas dan teknik tanam.

“Kami akan mulai dengan padi, namun jika ada lahan kering atau dataran tinggi, kami juga pertimbangkan untuk tanam jagung,” jelas Joao.

5. Kolaborasi Multi-Sektor dan Teknologi

Agrinas tidak berjalan sendirian. Perusahaan ini menggandeng banyak pihak, termasuk UGM untuk riset dan pengembangan, serta perusahaan teknologi pertanian dari Jerman dan Taiwan untuk mendukung proses mekanisasi dan pascapanen.

Langkah ini menegaskan komitmen Agrinas untuk tidak hanya hadir sebagai pelaksana proyek, tetapi juga sebagai motor inovasi pertanian nasional.

6. Harapan dan Tantangan ke Depan

Meski potensi keberhasilan sangat besar, Sudaryono dan Joao menyadari bahwa tantangan ke depan tetap ada. Infrastruktur pendukung, distribusi hasil panen, dan pemberdayaan petani lokal adalah beberapa aspek yang harus ditangani secara menyeluruh.

Namun dengan dukungan pemerintah, dana BUMN, dan teknologi, Agrinas Pangan Nusantara diharapkan menjadi ikon baru pertanian modern Indonesia.

Fenomena Terkini






Trending