Alfamart Tutup 400 Lebih Gerai Sepanjang 2024, Tapi Justru Cetak Rekor Ekspansi

22 May 2025 20:48 WIB
alfamart_169.jpeg

Kuatbaca.com - Meski menutup lebih dari 400 gerai sepanjang 2024, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) tetap mencatatkan pertumbuhan agresif. Raksasa ritel ini bahkan berhasil membuka lebih dari 1.400 gerai baru, menjadikan ekspansi tahun lalu sebagai salah satu yang terbesar sepanjang sejarah perusahaan.

1. Lebih dari 1.000 Gerai Baru Dibuka, Target Ekspansi Terlampaui

Dalam Public Expose Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Alfamart yang digelar di Alfa Tower, Tangerang, Kamis (22/5/2025), Presiden Direktur AMRT Anggara Hans Prawira memaparkan data ekspansi dan rasionalisasi gerai tahun 2024.

“Total penutupan gerai sepanjang 2024 lebih dari 400. Tapi kita juga membuka lebih dari 1.400 toko. Jadi secara net, kami menambah 1.033 gerai baru,” ungkap Anggara.

Dengan tambahan tersebut, jumlah total gerai Alfamart kini mencapai 20.120 gerai, sementara gabungan seluruh entitas anak (termasuk Alfamidi, Lawson, dan Dan+Dan) mencapai 23.277 gerai.

2. Penutupan Bukan Karena Merugi, Tapi Faktor Lokasi dan Sewa

Munculnya pertanyaan publik terkait banyaknya gerai yang ditutup dijawab lugas oleh manajemen. Menurut Anggara, penutupan bukan disebabkan oleh penurunan penjualan atau performa toko, melainkan karena faktor eksternal seperti:

  • Kontrak sewa yang tidak diperpanjang oleh pemilik tempat.
  • Kenaikan biaya sewa yang signifikan setelah periode kontrak 3–5 tahun.
  • Pemilik lokasi yang ingin memakai kembali tempatnya untuk keperluan pribadi atau bisnis lain.

“Bukan karena performa. Banyak landlord yang tidak mau perpanjang atau sewanya melonjak, itu yang bikin kami harus pindah atau tutup,” jelasnya.

3. Penutupan Juga Dilakukan Secara Strategis

Meski sebagian besar karena alasan non-performa, Anggara juga mengakui ada sejumlah gerai yang ditutup karena performa penjualan yang stagnan atau terus menurun. Dalam kasus seperti ini, perusahaan lebih memilih untuk mengalihkan sumber daya ke lokasi lain yang lebih potensial.

“Jika performanya tidak tumbuh atau jalan di tempat, dari sisi bisnis lebih baik ditutup daripada terus merugi,” tambah Anggara.

4. Awal 2025: Tren Penutupan Masih Berlanjut, Tapi Terkontrol

Memasuki tahun 2025, tren penutupan toko masih berlangsung, meski dalam skala lebih kecil. Per akhir Maret 2025, tercatat 109 gerai ditutup, terdiri dari:

  • 57 gerai Alfamart
  • 11 gerai Lawson
  • 19 gerai Alfamidi
  • 22 gerai Dan+Dan

Meski demikian, penutupan ini tetap dalam kerangka strategi manajemen portofolio gerai yang sehat dan berorientasi pada efisiensi.

Ekspansi Tetap Jalan, Rasionalisasi Jadi Strategi Adaptif

Penutupan gerai ritel dalam jumlah besar seringkali diasosiasikan dengan krisis. Namun dalam kasus Alfamart, data menunjukkan bahwa penutupan dilakukan secara strategis dan sejalan dengan ekspansi agresif ke wilayah-wilayah baru yang lebih potensial.

Dengan total 23.277 gerai dan sistem pengelolaan sewa yang adaptif terhadap dinamika pasar properti, Alfamart tampaknya masih menjadi pemimpin tak tergoyahkan di sektor ritel nasional. Fokus mereka kini adalah memastikan tiap gerai yang dibuka benar-benar mendukung profitabilitas jangka panjang, sambil tetap menjaga efisiensi biaya operasional.

Fenomena Terkini






Trending