Angka PHK di Indonesia Tembus 24.036 pada Awal 2025, Menaker Lapor DPR

Kuatbaca.com-Pada awal tahun 2025, angka pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia sudah mencapai 24.036 orang. Angka ini dilaporkan oleh Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta pada 5 Mei 2025. Data yang disampaikan menunjukkan bahwa angka PHK ini sudah mencapai sepertiga dari jumlah PHK yang tercatat sepanjang tahun 2024, yang mencapai 77.965 orang. Fenomena ini menjadi perhatian serius mengingat dampaknya terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
1. Kenaikan Angka PHK pada Awal Tahun 2025
Angka PHK yang tercatat pada periode Januari hingga 23 April 2025 menunjukkan tren kenaikan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Yassierli mengungkapkan bahwa jumlah PHK yang terjadi pada awal tahun ini telah mencapai sekitar 24 ribu orang, yang berarti sudah sepertiga dari total PHK sepanjang tahun 2024. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun lalu, yang tentunya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat.
Perbandingan angka PHK pada beberapa tahun terakhir memperlihatkan fluktuasi yang signifikan. Pada tahun 2020, jumlah PHK mencapai angka tertinggi, yakni 386.877 orang, yang sebagian besar disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19. Angka tersebut kemudian menurun pada tahun 2021 menjadi 127.085 orang, dan terus menurun lagi pada tahun 2022 menjadi 25.114 orang. Namun, pada tahun 2023, angka PHK kembali naik menjadi 64.855 orang dan melanjutkan tren kenaikan hingga tahun 2024.
2. Penyebab Kenaikan Angka PHK di 2024 dan 2025
Penyebab kenaikan angka PHK pada tahun 2024 dan 2025 tidak terlepas dari beberapa faktor. Meskipun perekonomian Indonesia secara umum menunjukkan tanda-tanda pemulihan pasca-pandemi, sejumlah sektor masih menghadapi tantangan berat. Industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta sektor jasa lainnya menjadi beberapa sektor yang tercatat memiliki angka PHK terbanyak.
Sektor industri pengolahan, yang mencakup manufaktur dan produksi, menjadi salah satu sektor yang paling terdampak, mengingat banyak perusahaan yang masih berjuang dengan efisiensi operasional dan pergeseran pola konsumsi masyarakat. Sementara itu, sektor perdagangan besar dan eceran juga mengalami tekanan akibat perubahan perilaku konsumen dan kompetisi yang semakin ketat.
Selain itu, sektor jasa lainnya yang mencakup berbagai bidang usaha, termasuk pariwisata dan perhotelan, juga tertekan akibat ketidakpastian ekonomi global dan domestik yang berdampak pada daya beli masyarakat.
3. Provinsi dengan Angka PHK Tertinggi
Menurut data yang disampaikan oleh Yassierli, tiga provinsi yang mencatatkan angka PHK tertinggi pada awal tahun 2025 adalah Jawa Tengah, Jakarta, dan Riau. Ketiga provinsi ini mengalami peningkatan angka PHK yang signifikan, yang mencerminkan tantangan besar yang dihadapi oleh pekerja di berbagai sektor.
Jawa Tengah, yang memiliki sejumlah besar perusahaan manufaktur, turut merasakan dampak dari
penurunan permintaan pasar dan efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar.
Jakarta, sebagai pusat ekonomi Indonesia, juga tidak lepas dari dampak ini, dengan banyaknya perusahaan yang terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja untuk bertahan di tengah ketatnya persaingan bisnis. Sementara itu, Riau, yang bergantung pada industri energi dan sumber daya alam, juga terpengaruh oleh fluktuasi harga komoditas global.
4. Sektor dengan PHK Terbanyak
Dari sisi sektor, industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta jasa lainnya tercatat sebagai sektor dengan angka PHK terbanyak. Di industri pengolahan, perusahaan-perusahaan manufaktur melakukan pemutusan hubungan kerja akibat adanya restrukturisasi dan efisiensi yang diperlukan untuk menjaga daya saing. Sektor perdagangan besar dan eceran juga terdampak karena pergeseran pola konsumsi masyarakat yang semakin mengarah pada pembelian online, yang menyebabkan banyak toko fisik harus mengurangi jumlah tenaga kerja.
Sektor jasa lainnya, yang mencakup pariwisata, perhotelan, dan sektor hiburan, juga mengalami PHK yang signifikan, terutama karena ketidakpastian ekonomi yang berlarut-larut. Meskipun ada harapan untuk pemulihan, namun sektor-sektor ini masih menghadapi tantangan besar dalam menjaga kelangsungan bisnis dan menyerap tenaga kerja.
Angka PHK yang terus meningkat di awal tahun 2025 mencerminkan tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam memulihkan perekonomian dan menciptakan lapangan pekerjaan yang stabil. Meskipun beberapa sektor mengalami pemulihan, namun masih banyak tantangan yang perlu dihadapi, terutama dalam sektor industri pengolahan, perdagangan, dan jasa. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi permasalahan ini dan memberikan perlindungan lebih bagi pekerja yang terdampak PHK.