Apakah Tol Puncak Jadi Dibangun? Ini Penjelasan Terbaru dari Kementerian PUPR

1. Tol Puncak Masih Dalam Kajian, Belum Masuk Tahap Konstruksi
Kuatbaca.com - Pembangunan Tol Puncak yang telah lama diwacanakan kembali menjadi sorotan publik, terutama karena tingginya tingkat kemacetan menuju kawasan wisata Puncak, Bogor. Namun hingga April 2025, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menegaskan bahwa proyek ini masih dalam tahap kajian dan belum masuk ke fase pembangunan fisik.
2. Studi Kelayakan Masih Diperdalam
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Rachman Arief Dienaputra, menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan feasibility study (FS) atau studi kelayakan untuk proyek ini. Proses FS tersebut melibatkan berbagai aspek, termasuk potensi lalu lintas, biaya konstruksi, serta skema pembiayaan non-APBN.
"Kita lagi memperdalam FS-nya. Proyek ini memang sudah ditawarkan ke badan usaha, tapi sekarang kita memprioritaskan kajian dan akurasi data," jelas Rachman.
3. Proyek Inisiatif Swasta, Skema Non-APBN Jadi Fokus
Tol Puncak dirancang sebagai prakarsa badan usaha (unsolicited project) yang artinya diusulkan oleh swasta, bukan inisiatif pemerintah. Oleh karena itu, skema pendanaan tol ini diupayakan tidak bergantung pada APBN, melainkan melalui mekanisme alternatif seperti pengembangan kawasan (land development).
4. Strategi Land Development untuk Dukung Pembiayaan
Salah satu pendekatan yang sedang dieksplorasi adalah menghubungkan proyek tol dengan pengembangan kawasan ekonomi. Pemerintah tidak akan menjadi pengembang, tetapi bisa memberikan insentif atau kemudahan agar kawasan di sekitar trase tol dapat dimanfaatkan menjadi area mixed-use yang menguntungkan secara ekonomi, dan hasilnya bisa mendukung pembiayaan proyek tol tersebut.
5. Rencana Proyek Tol Caringin–Puncak–Cianjur Masuk Rencana Jangka Panjang
Proyek Tol Puncak yang memiliki nama resmi Tol Caringin–Puncak–Cianjur sudah masuk ke dalam Rencana Umum Jaringan Jalan Tol (RUJJT). Target operasionalnya dirancang pada rentang tahun 2030–2034, artinya masih dalam tahap perencanaan jangka menengah-panjang.
6. Proyek Dipecah Menjadi 5 Seksi Tol
Tol Puncak dirancang sepanjang 51,8 km dan dibagi menjadi lima seksi:
- Seksi 1 (11,6 km) – Biaya Rp 3,1 triliun
- Seksi 2 (6,9 km) – Biaya Rp 2,4 triliun
- Seksi 3 (9,7 km) – Biaya Rp 8,02 triliun
- Seksi 4 (7,3 km) – Biaya Rp 1,68 triliun
- Seksi 5 (16,3 km) – Biaya Rp 9,07 triliun
Total kebutuhan anggaran konstruksi diperkirakan mencapai Rp 24,37 triliun.
7. Sudah Ada Badan Usaha yang Diberi Izin Kajian
Untuk mendalami proyek ini, izin kajian telah diberikan kepada dua entitas, yaitu PT Matrasarana Arsitama dan Swoosh Capital KFT. Keduanya diberi wewenang untuk melakukan kajian teknis dan finansial sebagai bagian dari pematangan proyek sebelum masuk ke tahapan persiapan lelang atau penunjukan investor.
8. Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun proyek ini menjanjikan solusi kemacetan jangka panjang di kawasan Puncak, tantangan utama tetap pada pembiayaan dan penguasaan lahan. Pemerintah terus mendorong agar badan usaha memiliki strategi matang dan model bisnis yang layak agar proyek ini tidak bergantung pada subsidi negara.
9. Harapan Masyarakat: Segera Realisasi, Tapi Tepat Guna
Wacana tol Puncak sudah lama bergulir, dan publik berharap agar proyek ini tidak hanya jadi wacana, tetapi benar-benar terealisasi. Namun, pembangunan tol harus disertai dengan analisis lingkungan, sosial, dan ekonomi yang matang, agar tidak berdampak negatif pada kawasan wisata dan ekosistem sekitarnya.
10. Tol Puncak Masih dalam Proses, Target Operasional Pasca-2030
Hingga April 2025, Tol Puncak belum masuk tahap konstruksi, namun sudah mendapat perhatian serius dalam perencanaan infrastruktur nasional. Dengan proses studi kelayakan yang terus didalami dan dukungan dari badan usaha, proyek ini diharapkan dapat menjawab masalah kemacetan Puncak dan memperkuat konektivitas wilayah Bogor–Cianjur–Jawa Barat di masa mendatang.