Banten Siapkan Sistem SPMB Offline untuk Daerah Tanpa Akses Internet

1. SPMB Banten 2025 Gunakan Sistem Hybrid: Online dan Offline
Kuatbaca.com - Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) resmi membuka pendaftaran Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025. Sistem ini dijalankan secara online guna memudahkan akses masyarakat. Namun demikian, Disdikbud Banten juga menyiapkan opsi offline sebagai antisipasi kendala teknis, terutama untuk wilayah-wilayah yang belum memiliki jaringan internet stabil.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disdikbud Banten, Lukman, menyebut bahwa petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan SPMB sudah mencakup dua metode tersebut. Jika siswa atau orang tua mengalami kesulitan dalam mengakses sistem online, mereka tetap bisa datang langsung ke sekolah tujuan, dan data pendaftaran akan diinput oleh petugas operator sekolah.
2. Wilayah Selatan Banten Masih Hadapi Tantangan Koneksi
Sejumlah wilayah di bagian selatan Provinsi Banten, seperti Pandeglang Selatan dan Lebak Selatan, dilaporkan masih mengalami kendala sinyal internet. Untuk itu, Disdikbud Banten telah berkoordinasi dengan Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Kominfo SP) guna mendata dan mendukung wilayah yang terdampak keterbatasan akses tersebut.
Lukman menyebut bahwa secara umum Kominfo telah mendukung sistem di beberapa titik, namun evaluasi dan pemetaan lebih lanjut tetap dilakukan demi kelancaran pendaftaran siswa di daerah-daerah terpencil. Harapannya, semua calon peserta didik memiliki kesempatan yang adil untuk mengakses layanan pendidikan, tanpa terkendala oleh keterbatasan infrastruktur digital.
3. Pendaftaran 24 Jam, Verifikasi Hingga Larut Malam
Sistem SPMB Banten 2025 membuka pendaftaran selama 24 jam penuh, dimulai dari 16 hingga 23 Juni 2025. Proses verifikasi oleh panitia sekolah pun dapat dilakukan hingga pukul 23.00 WIB, memberikan waktu yang cukup bagi operator sekolah untuk memproses semua data yang masuk.
Di Kota Serang sendiri, antusiasme masyarakat terlihat tinggi dengan jumlah pendaftar mencapai lebih dari 1.000 orang hanya pada hari pertama. Ini menunjukkan tingginya minat dan kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan menengah negeri dan swasta di Banten.
4. Kuota Terbatas, 120 Ribu Siswa Diproyeksi Tak Tertampung di Sekolah Negeri
Berdasarkan data Disdikbud Banten, jumlah lulusan SMP tahun ini mencapai 202.876 siswa. Namun, kuota yang tersedia untuk jenjang SMA Negeri hanya 47.700 kursi, dan untuk SMK Negeri sekitar 34.128 kursi. Artinya, terdapat lebih dari 120 ribu siswa yang berpotensi tidak tertampung di sekolah negeri.
Untuk mengatasi kesenjangan ini, Pemprov Banten menggulirkan program sekolah swasta gratis yang melibatkan 811 SMA dan SMK swasta di seluruh wilayah provinsi. Program ini dirancang agar seluruh lulusan SMP tetap mendapatkan akses pendidikan tanpa terkendala biaya, dengan kuota disiapkan untuk sekitar 85 ribu siswa.
5. Siswa Bisa Pilih Sekolah Negeri dan Swasta Sekaligus
Salah satu fitur menarik dari SPMB tahun ini adalah siswa diperbolehkan memilih sekolah negeri dan swasta secara bersamaan dalam proses pendaftaran. Jika mereka tidak diterima di sekolah negeri pilihan pertama, maka sistem secara otomatis akan memproses pendaftaran ke sekolah swasta yang telah mereka pilih.
Untuk jenjang SMA, siswa hanya diperkenankan memilih satu sekolah negeri dan satu sekolah swasta. Sedangkan untuk SMK, siswa bisa memilih satu sekolah dengan dua jurusan, serta pilihan cadangan di sekolah swasta. Sistem ini diharapkan bisa meminimalisir jumlah siswa yang tidak mendapatkan tempat pendidikan lanjutan.