Bareskrim Ungkap Fakta Baru Teror Kepala Babi ke Tempo: Dikirim Lewat Ojol

10 April 2025 19:36 WIB
dirtipidum-bareskrim-polri-brigjen-djuhandhani-rahardjo-1744273810703_169.jpeg

Kuatbaca.com - Kasus teror mengirimkan kepala babi dan bangkai tikus ke kantor redaksi Tempo terus didalami oleh Bareskrim Polri. Fakta terbaru mengungkap bahwa paket kepala babi tersebut dikirim melalui jasa ojek online (ojol), dan polisi kini sedang menelusuri jalur distribusi serta identitas pihak pengirim sebenarnya.

1. Paket Teror Ternyata Dikirim via Gojek dan Grab

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, menyebutkan bahwa berdasarkan hasil penyelidikan sementara, pengiriman paket kepala babi dilakukan oleh pengemudi Gojek. Namun, proses pengantaran tersebut ternyata tidak langsung dari pengirim utama, melainkan paket itu sebelumnya diterima dari pengemudi lain yang diduga bekerja untuk Grab.

“Gojek yang mengantar sudah kami periksa. Tapi ternyata Gojek itu dapat kiriman dari Grab,” jelas Djuhandhani kepada wartawan, Kamis (10/4/2025).

Polisi menyebut rantai pengiriman ini sempat terputus, sehingga perlu penelusuran lebih dalam untuk mengungkap siapa pengirim aslinya.

2. Pemeriksaan Saksi dan Penelusuran CCTV Berjalan

Tim penyidik Bareskrim saat ini telah memeriksa pengemudi Gojek yang mengantar paket teror ke kantor Tempo. Selain itu, polisi juga sedang menelusuri rekaman CCTV di berbagai titik untuk melacak perjalanan awal paket tersebut sebelum diserahkan kepada ojek online.

“Hari ini, saksi dari pihak Gojek sedang kami periksa, dan kami juga mengumpulkan titik-titik CCTV untuk diuji di laboratorium forensik,” kata Djuhandhani.

Pemeriksaan dilakukan secara prosedural sesuai aturan yang berlaku, dan polisi memastikan akan memanggil pihak-pihak terkait lainnya bila diperlukan.

3. Kronologi Teror ke Kantor Tempo

Aksi teror terhadap kantor redaksi Tempo bermula pada 19 Maret 2025, saat redaksi menerima sebuah paket berisi kepala babi tanpa telinga. Paket ini dikirim atas nama Francisca Christy Rosana, seorang jurnalis politik dan host siniar Bocor Alus Politik.

Hanya berselang tiga hari, tepatnya pada 22 Maret, redaksi Tempo kembali mendapat paket kedua berupa bangkai tikus yang sudah dipenggal. Dua paket ini dikirim oleh kurir yang menggunakan atribut dari layanan pengiriman online.

4. Langkah Tegas Polri: Kapolri Turun Tangan

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah memerintahkan langsung kepada Kabareskrim Komjen Wahyu Widada untuk menindaklanjuti dan mengusut tuntas kasus ini. Mabes Polri juga telah membentuk tim khusus, dan setidaknya 20 anggota kepolisian dikerahkan untuk mendatangi kantor Tempo dan mengamankan barang bukti.

“Saya sudah perintahkan Kabareskrim untuk lakukan penyelidikan lebih lanjut,” tegas Kapolri.

5. Perlindungan Jurnalis Jadi Prioritas

Menyikapi teror ini, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) juga menyatakan akan memberikan perlindungan terhadap jurnalis Tempo yang menjadi sasaran. Ini menjadi langkah penting agar para jurnalis tetap merasa aman menjalankan profesinya di tengah tekanan atau ancaman.

6. Dugaan Motif dan Upaya Adu Domba

Meski belum diungkap secara resmi oleh kepolisian, muncul dugaan bahwa motif di balik pengiriman kepala babi dan bangkai tikus ini adalah upaya intimidasi atau teror psikologis, yang bisa saja terkait dengan isu-isu sensitif yang diliput oleh Tempo. Bahkan Presiden Prabowo Subianto sempat mengomentari insiden ini sebagai kemungkinan bentuk "adu domba terhadap jurnalis".

Penelusuran Masih Berlanjut, Siapa Aktor Di Balik Teror?

Pengungkapan bahwa pengiriman teror dilakukan melalui jasa ojek online membuka tabir baru dalam kasus ini. Polisi kini fokus melacak jalur distribusi awal, termasuk siapa sebenarnya yang memesan layanan ojol untuk mengirimkan paket berisi bangkai hewan.

Di tengah upaya penegakan hukum, kasus ini sekaligus menjadi pengingat bahwa kebebasan pers harus dilindungi dan praktik intimidasi terhadap jurnalis adalah ancaman serius bagi demokrasi.

Semoga penyelidikan segera menemukan pelaku dan motif sebenarnya, serta memberikan rasa aman kembali bagi para insan pers di Indonesia.

Fenomena Terkini






Trending