PHE ONWJ Lepas Anjungan Ramah Lingkungan ke Pesisir Laut Jawa untuk Tingkatkan Produksi Migas Nasional

Kuatbaca.com-PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) menandai babak baru dalam penguatan ketahanan energi nasional dengan melepas topside Anjungan OOA berbobot 530 metrik ton menuju pesisir utara Jawa Barat. Langkah strategis ini menjadi bagian dari proyek pengembangan Lapangan OO-OX yang bertujuan meningkatkan produksi minyak dan gas bumi di Indonesia.
1. Pengiriman Anjungan OOA dan Target Produksi Lapangan OO-OX
Topside Anjungan OOA dikirim dari lokasi fabrikasi di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, milik PT Meitech Eka Bintan, anak perusahaan PT Meindo Elang Indah, melalui jalur laut menuju lokasi kerja di Laut Jawa. Anjungan ini merupakan bagian inti dari pengembangan lapangan minyak dan gas OO-OX yang dikelola PHE ONWJ.
Selain pembangunan anjungan, proyek ini akan melanjutkan pemboran empat sumur pengembangan: OOA-1 hingga OOA-4.
Dengan produksi yang diperkirakan mencapai 2.996 barel minyak per hari (BOPD) dan 21,26 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD), Lapangan OO-OX diharapkan mulai berproduksi pada kuartal pertama tahun 2026, memberi kontribusi signifikan pada pasokan migas nasional.
2. Komitmen Terhadap Produksi dan Keberlanjutan Energi
Direktur Pengembangan dan Produksi PT Pertamina Hulu Energi, Awang Lazuardi, menegaskan bahwa Anjungan OOA akan mendukung peningkatan kapasitas produksi migas secara signifikan sesuai program swasembada energi nasional yang diusung pemerintah. Sementara itu, Deputi Eksploitasi SKK Migas, Taufan Marhaendrajana, menekankan pentingnya menyelesaikan
proyek-proyek strategis untuk menahan penurunan alamiah produksi migas dan meningkatkan output nasional.
VP Production & Operations Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa, Rahmat Ali Hakim, menambahkan bahwa proyek ini sejalan dengan target pemerintah untuk meningkatkan produksi migas secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, serta adaptif terhadap tantangan global di sektor energi.
3. Inovasi Energi Terbarukan di Anjungan OOA
Selain fokus pada peningkatan produksi, PHE ONWJ juga menunjukkan komitmen kuat terhadap aspek lingkungan. Anjungan OOA akan menggunakan panel surya berkapasitas 14,22 kW untuk memasok kebutuhan listrik operasional, mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil dan menurunkan jejak karbon.
General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama, menjelaskan bahwa penggunaan energi terbarukan menjadi bagian integral dalam pengoperasian migas yang ramah lingkungan. Langkah ini juga menegaskan posisi PHE ONWJ sebagai pelopor penerapan teknologi hijau di industri migas Indonesia.
4. Tahapan Selanjutnya dan Sinergi Pelaksanaan Proyek
Diperkirakan topside Anjungan OOA akan tiba di lokasi sekitar 6 Juli 2025. Setelah itu, dilakukan instalasi struktur jacket, fondasi piling, dan penyambungan topside. Seluruh pekerjaan, termasuk instalasi pipa bawah laut dan modifikasi fasilitas Onshore Processing Facility (OPF) di Balongan, Indramayu, akan dijalankan dengan prinsip keselamatan tinggi serta efisiensi yang mengedepankan kualitas.
Proyek ini melibatkan berbagai entitas di lingkungan Pertamina dan kontraktor pelaksana PT Meindo Elang Indah. Pipa penyalur bawah laut sepanjang 14 km akan menghubungkan anjungan ke OPF, dirancang sesuai regulasi untuk menjaga keamanan lingkungan laut.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyatakan bahwa inovasi dan kolaborasi terus menjadi kunci untuk mencapai target produksi migas nasional hingga satu juta barel per hari, sekaligus mendorong pengembangan industri domestik yang berkelanjutan.
Melalui pengiriman anjungan ramah lingkungan ini, PHE ONWJ tidak hanya memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga memberikan contoh nyata bagaimana industri migas dapat berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.