Salah Satu Mal Tertua di Bekasi Kini Tak Lagi Bergeliat: Grand Mall Mulai Sepi dan Kehilangan Daya Tarik

17 June 2025 09:20 WIB
salah-satu-mal-tertua-di-bekasi-kini-tak-lagi-bergeliat-1750066795436_169.jpeg

Kuatbaca.comGrand Mall, salah satu mal tertua di Bekasi yang pernah menjadi pusat belanja favorit warga sekitar, kini mengalami penurunan pengunjung yang signifikan. Dahulu, Grand Mall dikenal sebagai salah satu pusat perbelanjaan utama yang ramai dan menjadi tempat berkumpul warga Bekasi. Namun, persaingan dengan mal-mal modern dan pusat perbelanjaan baru mulai membuat Grand Mall kehilangan daya tariknya.

Saat ini, kondisi Grand Mall tampak sepi dan kurang hidup. Banyak toko dan tenant yang tutup, sementara hanya beberapa ruko yang masih bertahan dan beroperasi. Penurunan aktivitas ini menjadi gambaran nyata betapa ketatnya persaingan di sektor ritel dan pusat belanja di Bekasi.


1. Faktor Penyebab Sepinya Grand Mall

Banyak faktor yang menyebabkan Grand Mall mengalami penurunan pengunjung. Pertama, kehadiran mal-mal baru dengan fasilitas lebih modern dan beragam pilihan tenant menarik membuat konsumen lebih memilih berbelanja di tempat yang lebih nyaman dan lengkap. Mal seperti Summarecon Mall Bekasi, Metropolitan Mall, dan lainnya terus berinovasi dengan konsep yang menarik.

Kedua, akses dan lokasi juga menjadi faktor penting. Grand Mall yang berada di lokasi yang kurang strategis dibandingkan mal-mal baru membuatnya kurang menarik untuk kunjungan rutin warga Bekasi. Fasilitas parkir, kemudahan akses, dan kenyamanan pun menjadi bahan pertimbangan utama pengunjung.

Ketiga, perubahan perilaku konsumen yang lebih banyak beralih ke belanja online juga memengaruhi kunjungan ke pusat perbelanjaan tradisional seperti Grand Mall. Tren digital ini membuat mal harus beradaptasi dengan strategi pemasaran dan pelayanan agar tetap relevan.


2. Dampak Penurunan Aktivitas terhadap Ekonomi Lokal

Kondisi sepi dan penutupan toko di Grand Mall membawa dampak cukup besar bagi ekonomi lokal. Para pelaku usaha di mal tersebut menghadapi tekanan besar, terutama usaha kecil menengah yang menggantungkan pendapatan mereka dari pengunjung mal. Selain itu, menurunnya aktivitas mal juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja, di mana banyak karyawan mengalami

pengurangan jam kerja atau bahkan pemutusan hubungan kerja.

Bagi masyarakat sekitar, Grand Mall yang sebelumnya menjadi pusat aktivitas sosial dan ekonomi kini berubah menjadi area yang kurang hidup, sehingga menurunkan nilai kawasan tersebut. Hal ini juga berpotensi mempengaruhi citra dan perkembangan wilayah di sekitarnya.


3. Upaya Revitalisasi dan Harapan untuk Grand Mall

Meski demikian, masih ada peluang bagi Grand Mall untuk bangkit kembali. Beberapa pihak mulai membahas dan merancang upaya revitalisasi, seperti memperbarui konsep mal dengan menambah tenant-tenant baru, meningkatkan fasilitas, dan menghadirkan program-program menarik untuk menarik pengunjung.

Selain itu, kolaborasi dengan pelaku bisnis lokal dan inovasi digital bisa menjadi kunci untuk menghidupkan kembali Grand Mall sebagai pusat perbelanjaan yang relevan dengan kebutuhan zaman. Jika dikelola dengan tepat, Grand Mall berpotensi kembali menjadi ikon belanja yang dicintai warga Bekasi.

Persaingan yang ketat di sektor ritel memang menjadi tantangan besar, tetapi dengan langkah strategis dan inovasi, masa depan Grand Mall masih bisa cerah. Pengembangan pusat belanja yang adaptif dan responsif terhadap perubahan tren menjadi kunci untuk mempertahankan eksistensi di era modern ini.

Grand Mall yang dulu menjadi kebanggaan kini menghadapi tantangan besar. Namun, dengan komitmen dan inovasi, diharapkan pusat perbelanjaan ini bisa kembali bergeliat dan menjadi pilihan utama warga Bekasi dalam berbelanja dan bersosialisasi.

Fenomena Terkini






Trending