Sound Horeg Jatuh di Acara Perpisahan Santri Bondowoso, Dua Penonton Jadi Korban

Kuatbaca.com - Karnaval meriah dalam acara perpisahan santri atau imtihan di Desa Sumber Anyar, Jambisari Darusholah, Bondowoso, berubah menjadi tragedi setelah peralatan sound system (sound horeg) roboh dan menimpa penonton. Insiden ini terjadi pada Minggu (18/5/2025) siang dan sempat terekam dalam sebuah video yang kini viral di media sosial.
1. Dua Korban Tertimpa Sound, Satu Harus Jalani Jahitan
Korban insiden jatuhnya sound horeg adalah Nadia Friska (17), pelajar asal Desa Penanggungan, Maesan, dan Firmansyah (9), bocah asal Desa Pucang Anom, Jambisari Darusholah. Keduanya berada di lokasi acara dan tidak menyangka akan menjadi korban saat sound system raksasa itu tumbang ke arah kerumunan.
Menurut informasi dari Kapolsek Jambesari Darusallah, Iptu Sumanto, kedua korban mengalami luka ringan, meskipun Nadia Friska harus mendapatkan jahitan akibat luka terbuka. Saat kejadian, warga langsung sigap mengevakuasi korban dengan sepeda motor untuk mendapat pertolongan medis.
2. Acara Imtihan Tidak Laporkan Kehadiran Sound Horeg ke Polisi
Iptu Sumanto menyampaikan bahwa acara imtihan atau perpisahan santri tersebut tidak menyertakan pemberitahuan kepada pihak kepolisian mengenai penggunaan sound horeg dalam kegiatan mereka. Padahal, peralatan seperti itu biasanya berukuran besar dan memiliki risiko jika tidak dikendalikan secara profesional.
“Itu acara imtihanan. Tak ada pemberitahuan ke kami jika akan ada sound horeg dalam acara itu,” ujar Sumanto.
Ketiadaan koordinasi ini menjadi salah satu sorotan penting, karena menyangkut keamanan dan keselamatan warga yang hadir dalam kegiatan publik seperti ini.
3. Viral di Medsos, Insiden Jadi Pengingat Soal Keselamatan Acara Publik
Rekaman insiden jatuhnya sound horeg langsung menyebar di berbagai platform media sosial. Dalam video tersebut, terlihat suasana panik dan histeris dari penonton yang menyaksikan kejadian nahas itu. Momen ini mengundang komentar beragam dari netizen, sebagian besar menyoroti minimnya standar keamanan dalam acara-acara masyarakat yang menggunakan peralatan teknis besar.
Fenomena sound horeg sendiri kerap menjadi bagian dari karnaval dan perayaan warga, terutama di Jawa Timur, dengan pengeras suara berukuran besar dan modifikasi ekstrem. Namun, kurangnya pengawasan dan SOP teknis sering menjadi pemicu kecelakaan yang sebenarnya bisa dicegah.
4. Dorongan untuk Evaluasi dan Regulasi Sound Horeg di Ruang Publik
Kasus di Bondowoso ini menambah daftar panjang insiden yang melibatkan sound horeg. Pemerintah daerah dan aparat keamanan diharapkan melakukan evaluasi dan regulasi terhadap penggunaan peralatan ini di acara publik. Beberapa usulan yang mulai disuarakan antara lain:
- Izin resmi untuk acara yang menggunakan peralatan besar
- Audit teknis terhadap sound system sebelum acara
- Kehadiran tim keamanan dan pengamanan kerumunan
- Pembatasan area aman bagi penonton
Langkah ini penting untuk melindungi masyarakat, khususnya anak-anak dan lansia, dari risiko yang tidak perlu saat menghadiri kegiatan sosial dan budaya.
Kecerobohan yang Tidak Perlu, Keselamatan Harus Jadi Prioritas
Acara perpisahan yang seharusnya menjadi momen bahagia justru ternoda oleh insiden yang seharusnya bisa dicegah. Kejadian di Bondowoso menjadi pengingat keras bagi panitia penyelenggara dan komunitas lokal bahwa keselamatan bukan hal yang bisa diabaikan.
Kedepannya, penting bagi semua pihak—termasuk pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan aparat keamanan—untuk bersinergi dalam memastikan setiap kegiatan masyarakat berjalan aman dan sesuai prosedur, agar tak lagi ada korban yang jatuh hanya karena kelalaian teknis dan koordinasi yang buruk.