Tragedi di Pantai Anyer: Bocah 10 Tahun yang Hilang Ditemukan Tak Bernyawa

12 June 2025 12:26 WIB
ba3f8214-5d91-4d3e-b8f7-f15817354d57_169.jpg

Kuatbaca - Suasana duka menyelimuti keluarga dan masyarakat di kawasan wisata Pantai Anyer, Banten. Seorang bocah laki-laki berusia 10 tahun yang sebelumnya dinyatakan hilang akibat terseret arus laut akhirnya ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa, setelah tiga hari pencarian tanpa henti.

Tenggelam Saat Liburan Bersama Keluarga

Peristiwa nahas ini terjadi saat korban, yang diketahui berinisial F, tengah menikmati liburan bersama keluarga di kawasan Pantai Karang Bolong, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang. Seperti banyak keluarga lainnya yang mengisi waktu libur di tepi pantai, F terlihat sedang bermain di bibir pantai sebelum tiba-tiba terseret ombak besar yang datang secara mendadak.

Menurut kesaksian warga setempat, ombak di wilayah tersebut memang kerap berubah cepat, terutama menjelang sore hari. Meskipun kawasan tersebut cukup populer sebagai destinasi wisata, namun pengawasan terhadap keselamatan pengunjung masih minim, terutama untuk anak-anak yang bermain terlalu dekat dengan air laut.

Pencarian Melibatkan Tim SAR Gabungan dan Warga

Begitu laporan hilangnya F diterima oleh petugas, operasi pencarian langsung dilakukan oleh tim SAR gabungan. Upaya pencarian yang berlangsung selama tiga hari ini melibatkan berbagai elemen—dari personel Basarnas, aparat kepolisian, TNI, hingga warga setempat yang turut membantu dengan sukarela.

Beragam metode pencarian digunakan, termasuk penyisiran laut dengan perahu karet dan jetski, patroli darat sepanjang garis pantai, serta pemantauan dari udara menggunakan drone dengan sensor thermal. Pihak berwenang mengakui bahwa tantangan terbesar dalam proses pencarian ini adalah kondisi cuaca yang tidak menentu dan arus laut yang cukup kuat.

Ditemukan di Tengah Laut, Tiga Hari Setelah Hilang

Setelah pencarian tanpa lelah selama 72 jam, titik terang akhirnya muncul. Pada Rabu, 11 Juni 2025, sekitar pukul 14.45 WIB, jasad korban ditemukan mengapung sejauh 3,5 mil laut dari lokasi ia pertama kali dinyatakan hilang. Lokasi penemuan ini berada di perairan terbuka, yang menunjukkan betapa kuatnya arus laut yang menyeret tubuh kecil F hingga sejauh itu.

Tim evakuasi segera bergerak cepat begitu mendapatkan sinyal keberadaan korban. Setelah berhasil mengevakuasi jasad, jenazah langsung dibawa ke daratan dan diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.

Kabar ditemukannya F membawa kelegaan sekaligus duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Meskipun harapan untuk menemukan korban dalam keadaan selamat sudah mulai menipis sejak hari kedua pencarian, namun kepastian bahwa jasadnya telah ditemukan memberi ruang bagi keluarga untuk berduka dan menggelar prosesi pemakaman.

Setelah jasad diserahkan, pihak Basarnas secara resmi menutup operasi pencarian. Dalam keterangan resminya, tim SAR menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban, serta mengapresiasi seluruh unsur yang telah terlibat dalam proses pencarian, termasuk warga yang tanpa pamrih memberikan bantuan.

Tragedi ini kembali mengingatkan semua pihak tentang pentingnya edukasi keselamatan bagi wisatawan, terutama anak-anak. Kawasan pantai seperti Anyer yang menjadi magnet wisatawan saat liburan, seharusnya dilengkapi dengan rambu peringatan, lifeguard, serta pengawasan aktif dari petugas keamanan pantai.

Orangtua juga diimbau untuk lebih waspada saat membawa anak-anak bermain di sekitar laut. Ombak laut bisa tampak tenang namun menyimpan bahaya tersembunyi, apalagi bagi anak-anak yang belum memahami risiko besar yang ada.

Meski nyawa F tak bisa diselamatkan, peristiwa ini semestinya menjadi pelajaran penting bagi semua pihak—baik pemerintah daerah, pengelola kawasan wisata, hingga masyarakat—bahwa keselamatan tidak boleh dikompromikan. Kehilangan satu anak adalah luka yang dalam, dan hanya dengan langkah preventif yang serius, tragedi serupa bisa dicegah di masa mendatang.

Fenomena Terkini






Trending