Kuatbaca.com - Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menegaskan bahwa ketersediaan akses internet yang merata merupakan fondasi utama untuk mewujudkan transformasi digital di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan saat Meutya berdialog langsung dengan siswa dan guru SD Inpres 9 Halmahera Barat melalui program Bakti Aksi yang menghubungkan sekolah tersebut dengan jaringan internet. Menurut Meutya, tanpa konektivitas yang baik dan merata hingga pelosok negeri, khususnya di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), transformasi digital yang diharapkan Presiden Prabowo Subianto tidak akan berjalan maksimal.“Transformasi digital tidak mungkin terjadi tanpa konektivitas yang baik. Presiden Prabowo Subianto dalam visi besarnya juga menekankan bahwa layanan publik ke depan akan dilakukan secara digital. Oleh karena itu, kita harus memastikan koneksi tersedia bahkan hingga ke pos-pos perbatasan,” tegas Meutya.1. Infrastruktur Digital di Wilayah 3T Jadi Prioritas PemerintahPemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) terus mempercepat pembangunan infrastruktur digital di daerah 3T seperti Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Salah satu upaya konkret yang dilakukan adalah membangun Base Transceiver Station (BTS) Universal Service Obligation (USO) agar akses internet dapat menjangkau wilayah yang selama ini minim layanan. Hal ini bertujuan untuk memperkecil kesenjangan digital antara wilayah perkotaan dan daerah terpencil.“Pembangunan BTS USO merupakan langkah konkret pemerintah untuk menghubungkan desa-desa dan daerah perbatasan dengan dunia digital,” kata Meutya.2. Literasi Digital Jadi Kunci Pemanfaatan Internet yang EfektifMeski infrastruktur sudah mulai dibangun, Menkomdigi Meutya Hafid mengingatkan bahwa pembangunan jaringan internet saja tidak cukup. Edukasi dan literasi digital masyarakat juga harus ditingkatkan agar internet tidak hanya menjadi fasilitas, tetapi juga alat yang dapat meningkatkan kualitas hidup. Ia menekankan pentingnya penggunaan internet secara bijak dan produktif agar masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja, terhindar dari dampak negatif konten yang tidak sesuai.“Seringkali, ketika jaringan sudah tersedia, masyarakat belum tahu bagaimana menggunakan internet dengan bijak. Ini membuat mereka rentan terpapar konten negatif. Karena itu, kita perlu mendorong pemanfaatan internet untuk hal-hal produktif,” jelas Meutya.3. Dampak Positif Akses Internet bagi Dunia Pendidikan di Wilayah TerpencilKepala Sekolah SD Inpres 9 Halmahera Barat, Nurul, menyampaikan apresiasi atas kehadiran program Bakti Aksi yang menyediakan akses internet di sekolah mereka. Menurut Nurul, anak-anak kini dapat mengikuti pembelajaran daring, ujian berbasis digital, dan para guru pun bisa mengikuti pelatihan dan webinar secara online. Kehadiran internet menjadi katalis penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil tersebut.“Anak-anak sekarang bisa ikut kelas online, ujian berbasis digital, dan para guru juga lebih mudah ikut pelatihan daring seperti webinar. Ini sangat membantu proses belajar-mengajar kami,” ujar Nurul.4. Pemerintah Ajak Masyarakat Dampingi Anak Gunakan Internet SehatDalam kesempatan dialog virtual dengan warga Desa Idamdehe Gamsugi, Kecamatan Jailolo, Meutya Hafid mengingatkan pentingnya peran orang tua dan komunitas dalam mendampingi anak-anak ketika menggunakan internet. Ia meminta agar mereka memantau aktivitas digital anak agar lebih banyak mengakses konten edukatif dan menghindari bahaya penyalahgunaan media sosial. Hal ini penting agar internet menjadi sarana yang membawa manfaat positif bagi generasi muda.“Kami titip pesan, terutama kepada orang tua dan karang taruna, untuk mendampingi anak-anak dalam menggunakan internet. Pastikan mereka menjelajahi situs edukatif, bukan hanya media sosial,” pesan Meutya.5. Perkembangan Akses Internet di Indonesia Menurut Direktur Utama BaktiDirektur Utama Bakti, Fadhilah Mathar, memaparkan perkembangan positif yang telah dicapai hingga Juni 2025. Ia menyebutkan bahwa sebanyak 27.858 lokasi layanan publik kini telah terhubung dengan akses internet melalui satelit SATRIA-1. Selain itu, 6.747 desa sudah menikmati jaringan internet dan seluler yang dapat menunjang aktivitas digital masyarakat secara menyeluruh. Fadhilah menegaskan bahwa capaian ini merupakan hasil kerja sama berbagai pihak dan menjadi tonggak penting dalam pemerataan akses digital di seluruh Indonesia.“Ini hasil kerja keras berbagai pihak, dan menjadi tonggak penting menuju pemerataan akses digital di seluruh Indonesia,” jelas Fadhilah saat meninjau lokasi layanan di Desa Kalali, Kabupaten Kupang.Meutya Hafid menutup dialog dengan harapan besar agar transformasi digital Indonesia bisa benar-benar inklusif dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Ia menegaskan bahwa pemerintah akan terus memastikan konektivitas yang cepat dan berkualitas, bukan hanya di pusat kota tapi juga hingga ke pelosok negeri. Hal ini menjadi modal utama agar layanan publik digital bisa dirasakan manfaatnya oleh semua warga negara, tanpa terkecuali.“Kita ingin transformasi digital ini menjadi nyata dan inklusif, tidak hanya untuk kota-kota besar, tapi juga untuk desa-desa dan sekolah-sekolah di ujung negeri,” tutup Meutya.